Singapura Larang Film Ahed Tamimi, Gadis Penampar Tentara Israel

Singapura Larang Film Ahed Tamimi, Gadis Penampar Tentara Israel

Ahed Tamimi, 16 (tengah dan diborgol), aktivis remaja Palestina yang ditangkap dan dipenjara oleh Israel karena menampar tentara Israel. (Foto/REUTERS)

BATAMNEWS.CO.ID, Singapura - Otoritas terkait di Singapura melarang sebuah festival film untuk pemutaran film dokumenter tentang sosok Ahed Tamimi. Ahed Tamimi adalah gadis remaja Palestina yang dipenjara karena menampar tentara Israel.

Aktivis berumur 16 tahun itu kini jadi simbol perlawanan Palestina terhadap pendudukan militer Israel di Tepi Barat.

Pihak berwenang Singapura membenarkan larangan pemutaran film dokumenter berjudul “Radiance of Resistance” itu. Alasannya, film tersebut dianggap berpotensi memecah belah masyarakat Singapura yang multi-etnis.

Film dokumenter itu sejatinya memperlihatkan konflik Palestina-Israel melalui “mata” Ahed Tamimi dan seorang aktivis perempuan muda lainnya. Pihak Info-communications Media Development Authority of Singapore melalui situsnya mengatakan film itu tidak memenuhi kriteria “penyeimbang”.

”Narasi film yang menyimpang adalah peradangan dan berpotensi menimbulkan ketidakharmonisan di antara berbagai ras dan agama di Singapura,” kata pihak IMDA yang dikutip dari situsnya, Jumat (5/1/2018).

Film dokumenter tersebut sedianya akan ditampilkan di Festival Film Palestina Singapura pada hari Kamis kemarin.

Film dokumenter itu telah diputar di sejumlah festival film di seluruh dunia pada tahun 2017 dan memenangkan penghargaan kategori Dokumenter Terbaik di Respect Human Rights Film Festival di Belfast.

Film itu kemudian jadi sorotan setelah Ahed Tamimi ditangkap pasukan Israel bulan lalu. Gadis pemberani itu telah dikenai 12 dakwaan sekaligus oleh pengadilan Israel.

Hukum di Israel menyatakan bahwa orang dewasa yang terbukti bersalah karena menyerang seorang tentara bisa dipenjara sampai 10 tahun. Namun, gadis asal Desa Nabi Saleh, Tepi Barat, itu saat ini berusia 16 tahun atau masih di bawah umur dan hukuman maksimal seharusnya tidak berlaku padanya.

Publik AS Bela Ahed

Sementara, ratusan warga di New York, Amerika Serikat (AS) berkumpul di New Grand Central Terminal. Mereka memprotes penahanan Ahed Tamimi, gadis Palestina penampar tentara Israel.

Gadis 16 tahun itu ditangkap pasukan Israel pada 19 Desember 2017 setelah video tentang aksi menampar wajah tentara Israel jadi sorotan media internasional. Ahed kini jadi ikon baru perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel.

Tak hanya Ahed Tamimi, anggota keluarganya juga ditangkap pasukan Israel atas demonstrasi menentang pendudukan di wilayah Tepi Barat, Palestina.

Di New York, penyelenggara demo memanfaatkan kasus penahanan Ahed Tamimi untuk menyoroti penahanan anak di Israel, Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Para demonstran meneriakkan berbagai ungkapan untuk membela aktivis remaja Palestina itu. Berbagai ujaran yang diteriakkan demonstran antara lain; “Dari Brooklyn ke Palestina, Pendudukan adalah Sebuah Kejahatan”, “Dari Palestina ke Filipina”, “Hentikan Mesin Perang AS” dan ujaran lainnya.

Joe Catron, koordinator AS untuk Samidoun Palestinian Prisoner Solidarity Network, menyoroti arti penting usia Ahed Tamimi dan pensiun Israel terhadap pemenjaraan remaja dan anak kecil.

”Tahukah Anda mengapa hal ini sangat tidak masuk akal?,” kata Catron seperti dikutip Al Arabiya, Sabtu (6/1/2018), mengacu pada rumor bahwa usia Ahed Tamimi diduga lebih tua dari yang dia klaim. “Karena negara Israel mengendalikan pendaftaran populasi Palestina; mereka tahu persis berapa umur semua orang.”

Catron menekankan nasib kondisi Ahed Tamimi yang akan merayakan ulang tahun ke-17 tahun pada masa yang akan datang di dalam penjara Israel.

Selain gadis tersebut, ratusan anak di bawah umur juga berada dalam penjara Israel. Jumlah tahanan anak melonjak setelah pengakuan sepihak Presiden Donald Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang memicu demo besar di Palestina dan banyak negara lainnya.

Meski ratusan warga New York membela Ahed Tamimi, ada tiga orang pendukung Presiden Trump yang membela Israel. Ketiganya membawa plakat bertuliskan “Penjarakan Ahed”. Mereka juga mengibarkan bendera Israel.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews