Universitas Pertama di Dunia Didirikan Seorang Perempuan Muslim

Universitas Pertama di Dunia Didirikan Seorang Perempuan Muslim

detik.com

NAMANYA Fatima al-Fihria. Wanita muslim inilah yang mendirikan universitas pertama di Fez, Moroko, yaitu Universitas Al Quaraouiyine, pada 859, yang masih beroperasi hingga sekarang.

Laman nationalgeographic.co.id menuliskan, Professor Salim al-Hassani, Ketua Foundation for Science, Technology, and Civilisation, berharap melalui universitas ini orang-orang bisa diingatkan bahwa pembelajaran adalah inti dari tradisi Islam.

Fatima al-Fihria adalah putri seorang pedagang kaya bernama Muhammad Al-Fihri. Keluarga Al-Fihri telah bermigrasi dari Kairouan, Tunisia ke Fes pada awal abad ke-9, bergabung dengan komunitas pendatang lainnya dari Kairouan yang telah menetap di sebuah distrik barat kota.

Fatima dan kakaknya Mariam, mewarisi sejumlah besar uang dari ayah mereka. Fatima berjanji menghabiskan seluruh warisannya pada pembangunan masjid yang cocok untuk komunitasnya.

Laman wikipedia.org menuliskan, masjid ini kemudian berkembang menjadi tempat pelajaran agama dan diskusi politik, secara bertahap memperluas pendidikan untuk berbagai mata pelajaran, khususnya ilmu alam.

Di masa itu, Al-Qarawiyyin memperoleh perlindungan politik kuat dari Sultan. Dikompilasi banyak pilihan manuskrip yang disimpan di perpustakaan yang didirikan oleh Sultan Abu Inan Faris dari Dinasti Marinid pada tahun 1349.

Di antara naskah yang paling berharga saat ini disimpan di perpustakaan adalah jilid dari yang terkenal Al-Muwatta dari Malik yang ditulis pada perkamen kijang, Sirat Ibn Ishaq, salinan Al Qur'an yang diberikan oleh Sultan Ahmad al-Mansur pada tahun 1602, dan salinan asli dari buku Ibnu Khaldun Al-'Ibar.

Di antara mata pelajaran yang diajarkan, di samping Al Qur'an dan Fiqih (hukum Islam), adalah tata bahasa, retorika, logika, kedokteran, matematika, astronomi, kimia, sejarah, geografi dan musik.

Pada abad pertengahan, Al-Qarawiyyin memainkan peran utama dalam pertukaran budaya dan transfer pengetahuan antara Muslim dan Eropa. Universitas ini telah menghasilkan banyak sarjana yang sudah sangat mempengaruhi sejarah intelektual dan akademik dunia Muslim dan Yahudi.

Di antaranya adalah Ibnu Rushayd al-Sabti, Mohammed bin al-Hajj al-Abdari al-Fasi,, Abu Imran al-Fasi,  teoritikus terkemuka dari mazhab Maliki hukum Islam, Leo Africanus, seorang pengelana terkenal dan penulis Rabbi Moshe ben Maimon.

Universitas ini hingga kini menjadi salah satu pusat spiritual dan pendidikan terkemuka dari dunia Muslim.  Buku Guinness dan banyak sejarawan menyebutkan Al Quaraouiyine sebagai universitas pemberi gelar akademik tertua yang masih beroperasi di dunia.  Pada 1947, Universitas Al-Qarawiyyin direorganisasi menjadi universitas modern.

Professor Salim al-Hassani berharap agar kisah Firhi bisa menginspirasi wanita-wanita Muslim di seluruh dunia untuk belajar. ***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews