TPID: Kepri Alami Inflasi Terburuk Mei 2017

TPID: Kepri Alami Inflasi Terburuk Mei 2017

Kepala BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra (foto : Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau (TPID) mencatat pada Mei 2017, Kepulauan Riau mengalami inflasi terburuk dibanding rata-rata inflasi bulanan dalam beberapa tahun terakhir.

Ketua II TPID Kepri, Gusti Raizal Eka Putra menyatakan inflasi Mei sebesar 0,54 persen (mtm) atau 5,04 persen (yoy), meningkat dibanding April yang mencatatkan inflasi 0,38 persen (mtm) atau 4,44 persen (yoy).

"Lebih tinggi dibanding rata-rata historisnya 3 tahun terakhir yaitu inflasi 0,22 persen (mtm)," kata pria yang juga menjabat Kepala Kantor BI Kepri itu, dilansir antarakepri.com, Rabu (7/6/2017).

Tingkat inflasi Kepri pada Mei lebih tinggi dibanding inflasi nasional sebesar 0,39 persen (mtm) atau 4,3 persen (yoy). TPID mencatat, inflasi Indeks Harga Konsumen hingga Mei mencapai 0,98 persen.

Kelompok komoditas volatile food menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,28 persen, diikuti administresed price dan inti dengan andil maisng-masing 0,24 persen dan 0,01 persen.

Inflasi kelompok administresed price sebesar 1,04 persen (mtm), melambat dibanding April yang mengalami inflasi sebesar 3,37 persen (mtm) dengan andil 0,17 persen.

Hal itu disebabkan meningkatnya permintaan di tengah banyaknya hari libur nasional yang jatuh di awal dan akhir pelan bulan Mei. Sedangkan inflasi bahan bakar sebesar 0,67 persen (mtm) disumbang oleh kenakan harga Pertalite Rp100 per liter.

Kelompok volatitel food mencatatkan inflasi sebesar 1,47 persen (mtm) juga meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi 1,48 persen (mtm).

Andil terbesar inflasi bersumber dari komoditas bayam, cabai merah dan bawang putih. Kenaikan harga bayam dan cabai merah akibat terbatasnya pasokan yang terkendala masalah distribusi sebab cuaca di daerah pengasil.

Selain itu inflasi cabai merah juga karena peningkatan permintaan jelang Ramadhan. Sedangkan kenaikan harga bawang putih disebabkan pasokan yang terbatas serta belum adanya pengaturan impor bawang putih secara tegas oleh pemerintah.

"Komoditas parfum dan bawang bombay juga turut menyumbang inflasi kelompok inti," kata Gusti.***

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews