Produsen Asus Buka Pabrik di Batam, Investasi Rp119,7 Miliar

Produsen Asus Buka Pabrik di Batam, Investasi Rp119,7 Miliar

Produsen Smartphone Asus dan Sat Nusa saat jumpa pers di Batam. (Foto: Margaretha Nainggolan/batamnews.co.id)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Saat kondisi ekonomi Batam  sedang terpuruk --sejumlah perusahaan dan pengangguran membengkak-- , masih ada perusahaan yang mencari peruntungan di pulau bertetangga dengan Singapura ini.

Itulah PT Asus Technology Indonesia Batam. Tergiur fasilitas I23J (Izin investasi tiga jam), investor asal Taiwan tersebut akan berinvestasi di Batam sebesar USD 9 juta atau setara dengan Rp 119,7 miliar.

Perwakilan Asus, Benjamin mengatakan tertarik berinvestasi di Indonesia lantaran melihat potensi pasarnya, selain posisi Batam yang strategis.

"Kami mendengar hal-hal positif tentang Batam. Kami sudah keliling dunia mencoba segala pengurusan izinnya, dan ini (I23J) adalah salah satu pengalaman terbaik kami," kata Benjamin di Gedung Sumatera Promotion Center, Batam, Rabu (24/5/2017).

Kedatangan inverstor Taiwan ini disambut hangat Deputi V Bidang Pelayanan Umum BP Batam, Gusmardi Bustami yang didampingi bos PT Sat Nusapersada Tbk Abidin Hasibuan.

Soalnya, perusahaan Taiwan itu bekerjasama dengan Sat Nusa untuk memproduksi smartphone merk Asus  untuk pasar Indonesia.

Abidin mengatakan, Asus sudah melakukan proses produksi smartphone di Batam, tepatnya di kawasan Pelita, sejak 2015 lalu. Hanya saja saat itu, masih berada dibawah bendera Taiwan. Namun saat ini sudah dapat berbendara Indonesia setelah I23J.

Menurut Abidin, keseluruhan proses manufacture akan dilakukan di Sat Nusa. Sementara Asus Technology bertugas memasarkan produksi smartphone ke pasar Indonesia. Per tahun ditargetkan kapasitas produksinya mencapai 2,5 juta unit, dengan rata-rata per bulan 200-300 produksi smartphone.

Di tempat yang sama, Gusmardi mengatakan kemunculan perusahaan itu akan menyerap 300 pekerja, yang terdiri dari 250 orang wanita dan 50 orang pria. "Dalam waktu dekat perusahaan tersebut akan mulai beroperasi, karena sudah mengantongi 8 produk dokumen perizinan kepada delegasi perusahaan asal Taiwan," katanya.

Sebelumnya secara terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemko Batam Rudi Syakyakitri memaparkan data triwulan kedua 2017 sebanyak 11 perusahaan telah tutup dan menyebabkan penambahan pengangguran 889 orang yang diberhentikan. "Karena sepi orderan, mau ngapain lagi mereka," kata Rudi. ***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews