Meriam Giant Bow Ternyata Baru Dibeli Tahun 2008 dari China

Meriam Giant Bow Ternyata Baru Dibeli Tahun 2008 dari China

Meriam jenis Giant Bow yang disebutkan mengalami gagal fungsi dalam gladi bersih Latihan PPRC di Tanjung Datuk Natuna Kepulauan Riau, Rabu (17/5/2017). (foto: ist/net/viva)


BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Komisi I DPR turut prihatin atas insiden ledakan meriam yang menewaskan empat prajurit TMI di Natuna pada Rabu (17/5/2017).. Wakil Ketua Komisi I, Tubagus Hasanuddin, mengaku heran karena meriam itu bukan barang tua.

"Senjata ini cukup baru. Senjata Giant Bow itu produk China. Masuk ke Indonesia kalau tidak salah tahun 2008. Dibeli oleh TNI, ditempatkan di batalion artileri pertahanan udara Kostrad," kata Hasanuddin ketika ditemui di Gedung DPR, hari ini.

Komisi I pun telah meminta untuk dilaksanakan investigasi atas penyebab kecelakaan tersebut. Hasanuddin juga meminta TNI Angkatan Darat bisa menjelaskan hasil investigasi ke Komisi I dalam suatu rapat kerja mendatang.

"Kami akan meminta untuk menjelaskannya di Komisi I, kepada TNI khususnya TNI AD. Mengapa sebab-sebab itu, nanti hasilnya seperti apa, ya kami lakukan sebuah keputusan yang terbaik," ujar Hasanuddin.

Mantan jenderal itu menilai usia senjata tersebut belum cukup lama. Lagipula, menurutnya, penggunaan senjata yang berumur hingga 50 tahun masih lazim digunakan oleh TNI AD.

"Jadi kalau disebut usang memang belum lah. Masih layak, atau menurut hemat saya, sangat layak untuk ukuran baru tujuh tahun," kata Hasanuddin.

Empat prajurit TNI gugur dan delapan lainnya menderita luka-luka akibat ledakan tembakan meriam dalam latihan pendahuluan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datuk, Natuna, Rabu, 17 Mei 2017. TNI AD saat ini tengah melakukan investigasi.

(ind)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews