BATAMNEWS.CO.ID, Tanjungpinang - Ide BJ Habibie, bapak pembangunan Batam, mengusulkan Batam menjadi provinsi tersendiri di bidang ekonomi ditentang.

Badan Penyelaras Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (BP3KR) menolak dengan tegas wacana tersebut.

Hal itu disampaikan Abdul Razak, tokoh masyarakat Kepulauan Riau, dalam acara memperingati hari Marwah Kepri yang ke-15. Penyampaian itu dikemas dalam pernyataan sikap dan dikonsep tertulis dan dibacakan di depan publik.

Abdul Razak saat itu didampingi Datok Huzrin Hood, yang juga tokoh BP3KR.

Pernyataan itu disampaikan di depan sejumlah hadirin dan undangan.

Abdul Razak bahkan menyebutkan wacana Habibie tersebut sebagai bentuk pengkhianatan.

"Kami menyata rasa kekecewaan kami yang sangat mendalam, atas munculnya dan berkembanganya wancana pembentukan provinsi khusus Batam. Karena hal itu merupakan pengkhianatan sekaligus mengabaikan faktor historis perjuangan pembentukan provinsi Kepulauan Riau yang setia pada NKRI dan menolak Riau merdeka dengan solusi adalah BP Batam di bawah pemerintahan Provinsi Kepri," kata Abdul Razak saat membaca penyataan di Gedung Daerah Provinsi Kepri JL.S.M Amin Tepi Laut.

Kegiatan tersebut dihadiri juga Gubenur Kepri, unsur TN dan Polri, serta tokoh masyakat Kepri dan BP3KR serta unsur lainnya.

Habibie yang berkunjung ke Batam dua pekan lalu mengungkapkan Batam memang didesain sebagai kota perdagangan dan ekonomi serta pelabuhan bebas.

Hal itu memanfaatkan posisi Batam yang strategis. Bahkan Batam tidak didesain untuk permukiman melainkan industri modern.

Habibie berpandangan bahwa dengan menjadi provinsi istimewa atau khusus, Batam bisa menyaingi Singapura, seperi tujuan awalnya.

Habibie memimpin Batam jauh sebelum Batam menjadi daerah otonom. Ia membangun sejumlah infrastruktur dan kawasan industri.

Wacana ini banyak didukung warga Batam. Sejumlah survei menunjukkan warga Batam bulat mendukung Batam sebagai provinsi.

Ketua DPRD Batam Nuryanto bahkan akan membicarakan hal ini di lintas fraksi di DPRD. Ia mengatakan provinsi khusus Batam tinggal menunggu waktu***

(adi)