Ekonomi Batam Kian Terpuruk, Apindo Kepri: Ini Lonceng Kematian

Ekonomi Batam Kian Terpuruk, Apindo Kepri: Ini Lonceng Kematian

Ketua Apindo Kepri Ir Cahya (Foto: dok.pribadi)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam -  Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepulauan Riau mengaku kaget dengan pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau yang hanya 2,02 persen. Meskipun tumbuh, Apindo menilai, angka tersebut tampak sebagai lonceng “kematian” bagi perekonomian di Kepulauan Riau secara keseluruhan terutama Batam.

“Pertumbuhan ekonomi Kepri yang hanya 2 persen, menunjukan betapa ekonomi Batam benar-benar sedang terpuruk,” ujar Ir. Cahya, Ketua Apindo Kepri, kepada batamnews.co.id, Kamis (11/5/2017).

Menurut Cahya, pertumhuhan 2 persen sama dengan pertumbuhan minus untuk realnya. 

“Karena dari konsumsi aja harusnya pertumbuhan ada 5 persen, jadi benar-benar minus, ini bagai sebuah tanda lonceng kematian buat ekonomi Batam,” ujar dia. 

Sebelumnya Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kepri, Gusti Eka Raizal, memaparkan pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di triwulan pertama di tahun 2017, secara keseluruhan menurun dari triwulan sebelumnya pada tahun 2016.

Data Bank Indonesa pertumbuhan hanya 2,02 persen (year on year). Tentu saja ini jauh dari triwulah keempat tahun 2016 lalu yang mencapai 5.24 persen (yoy).

Perlambatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, dari sisi permintaan adanya penurunan net ekspor dan konsumsi pemerintah. 

Perlu pembenahan

Kondisi ini, kata Cahya, sebenarnya sudah pernah diingatkan Apindo kepada stake holder terkait, namun belum ada kebijakan pemerintah pusat untuk memperbaiki situasi ini, malahan sejumlah investor dan pengusaha semakin kesulitan.

Apindo pun menilai, ada yang perlu dibenahi di tubuh BP Batam, baik dari sisi kinerja maupun lainnya. 

“Kinerja BP Batam segera dievaluasi. Untuk menilai kinerja biasanya cukup 100 hari kerja, ini sudah setahun lebih, makin lama makin parah, apa mau dibiarkan Batam hancur baru diperbaiki?” ujar dia.

Kata Cahya, yang harus bertanggung jawab dengan kondisi ini adalah pimpinan BP Batam. Menurut dia, selama kepemimpinan ini belum bisa menampakkan hasil yang memuaskan, justru semakin merosot.

“Kami mau komunikasi juga sulit, lalu bagaimana mau bangun batam bersama-sama?” terangnya. 

Cahya menilai, pengusaha seolah-olah menjadi musuh dari BP Batam. 

“Apakah kami semua yang pernah membangun Batam, dianggap seperti bandit-bandit dan mafia lahan, sehingga BP Batam enggan berkomunikasi,” ujar dia.

Cahya mengatakan, para pengusaha di Batam setidaknya ikut membangun Batam dari nol. 

“Dengan jatuh bangun jatuh bangun, kami benar-benar tidak rela saat ini Batam dihancurkan oleh orang-orang yang tidak pernah membangun Batam,” kata dia.

Cahya mengingatkan, Gubernur Kepri harus cepat menyelamatkan kondisi perekonomian di Batam. 

“Kami minta Pak Gubernur harus benar-benar berani bersikap dan bertindak untuk segera selamatkan Batam.  Jangan bersabar-sabar lagi. Batam sudah mau hancur,” kata dia.***

(snw)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews