Dirjen Peternakan ke Tanjungpinang Bicara Sapi Wajib Bunting

Dirjen Peternakan ke Tanjungpinang Bicara Sapi Wajib Bunting

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Drh. I Ketut Diarmita, Mp bersama Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah (Foto: Humas/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Tanjungpinang - Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus Swab) merupakan program nasional untuk mempercepat pertambahan populasi ternak sapi sekaligus pemenuhan pangan asal ternak di dalam negeri.

“Program upsus siwab akan memaksimalkan potensi sapi indukan agar menghasilkan anak sapi yang unggul dan bebas dari penyakit, selai itu program ini untuk pemenuhan populasi sapi potong di dalam negeri," kata Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Drh. I Ketut Diarmita, Mp, saat meninjau pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik di Kelompok Peternak Sapi Suka Maju, Kampung Sidomulyo Kelurahan Tanjungpinang Timur, Selasa (14/3/2017).

Kunjungan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan disambut langsung oleh Walikota Tanjungpinang, H. Lis Darmansyah, SH, Wakil Walikota, H. Syahrul, S.Pd, dan jajaran OPD Kota Tanjungpinang.

Dia mengungkapkan rasa bangganya kepada masyarakat dan pemerintah daerah kota Tanjungpinang yang begitu semangat mendukung program ini.

"Semangat masyarakat dan pemda sangat luar biasa dalam membantu dan mendorong program ini, meski populasi ternak sapi di Provinsi Kepri masih kecil namun dengan kerja keras dan kesungguhan para pemda dan kelompok peternak di Kota ini saya yakin akan menjadi besar. Apa yang bisa saya lakukan untuk kemajuan Kepri akan saya dorong untuk menggeliatkan populasi ternak sapi di Kepri," ungkapnya.

Walikota Tanjungpinang, H. Lis Darmansyah, SH, mengatakan saat ini ketersediaan daging sapi untuk Kota Tanjungpinang berkisar 852 ton/tahun, sementara kebutuhannya mencapai 1.453 ton/tahun.

Terdapat kekurangan sebanyak 677 ton per tahun. Diketahui selama ini, kekurangannya dipenuhi melalui kegiatan impor sapi yang didatangkan dari daerah Lampung.

"Kedepan kita akan melakukan penjajakan dibeberapa daerah produksi peternakan, seperti Kota Metro dan Lampung untuk mengembangkan peternakan sapi di Kota Tanjungpinang, sebagaimana kerjasama yang sudah kita lakukan dengan daerah penghasil komoditas pangan seperti cabe," kata Lis.

Melihat kondisi tersebut, Lis mengatakan pemerintah Kota Tanjungpinang berkeyakinan bahwa pemenuhan daging sapi tersebut dapat diproduksi sendiri oleh masyarakat Kota Tanjungpinang.
Salah satu upaya Pemko Tanjungpinang mendorong percepatan peningkatan populasi melalui upsus siwab.

"Untuk itu saya ucapkan terimakasih kepada Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan atas kunjungannya untuk melihat secara langsung program ini di Kota Tanjungpinang,” ucapnya.
Terkait dengan pertanyaan kelompok peternak mengenai pemenuhan pakan dan pemasaran ternak sapi. Lis mengatakan saat ini sektor perternakan belum terkoordinir dengan baik.

"Kita baru bisa mengendalikan sektor pertanian, meskipun kita bukan daerah penghasil, Alhamdulillah kita sudah bisa mengontrolnya. Untuk harga jual sapi, selama ini yang kita kan yang ada pasar sapi jantan untuk korban, sementara sapi betina memang tidak ada," ujarnya.

Kedepan Pemko Tanjungpinang alan memanfaatkan rumah potong, yang dimana pada hari-hari tertentu, upaya tersebut dilakukan menurut Lis upaya untuk pedagang agar bisa membawa hewan ternaknya.[sip]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews