Medan - Dua petugas Imigrasi yang bertugas di Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) terpaksa harus menjalani hukuman skorsing dibebastugaskan (nonjob) selama sepekan setelah melakukan pungutan liar (pungli) terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

"Iya ada dua pegawai kita (imigrasi) yang menerima itu (uangnya) tapi hanya satu orang yang menerimanya Rp 50.000. Jadi atas nama Andi Arzam yang menerimanya diberi sanksi bebastugaskan atau diskorsing selama seminggu, sama halnya juga dengan Dedit," terang Kepala Bidang (Kabid) Pendaratan dan Izin Masuk (Darinsuk) Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Jayanta Surbakti saat dikonfirmasi di Bandara Kualanamu.

Dikatakannya, pegawai imigrasi atas nama Andi Arzam baru bekerja selama dua pekan di bagian konter pengecekan paspor imigrasi KNIA. Sedangkan Dedit Satria Adyguna lebih lama dari rekannya. "Kalau meras enggak ada, cuma salahnya ada menerima uang Rp 50.000 itu saja. Jadi sudah dibebastugaskan, yang jelas kena sanksi sesuai PP Nomor 53 Tahun 2010," ungkapnya.

Imigrasi Kelas I Khusus Medan sebenarnya tidak mempermasalahkan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) karena bukan wewenangnya sesuai Undang-undang Nomor 6 tahun 2011. "Kami memang sangat menyesalkan adanya kasus seperti ini. Padahal kan soal KTKLN ini bukan wewenang kami di imigrasi, tapi itu lah mungkin memang kesalahan petugas karena baru itu," tutur Jayanta Surbakti.

Kinerja pegawai imigrasi di Bandara Kualanamu ini sendiri mulai terbongkar ke permukaan setelah salah seorang TKI yang hendak berangkat ke luar negeri mengunggah rekaman video dugaan pungli ke akun Facebooknya. Korban Indy boru Sinulingga, warga Desa Lau Tawar, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi menyebut telah dipungli oleh petugas Imigrasi dengan alasan tidak membawa KTKLN. Peristiwa itu terjadi Sabtu (17/1) di ruang supervisor Imigrasi Lantai dasar pintu boarding keberangkatan internasional KNIA. (kl/batamnews)