Tahanan Narkoba Tewas

Kepala Rutan: Kalau Tak Direspon, Saya Letak Jenazahnya di Depan Kantor Kejari Batam!

Kepala Rutan: Kalau Tak Direspon, Saya Letak Jenazahnya di Depan Kantor Kejari Batam!

Gambar luka di sekujur tubuh Budi Yanto, tahanan di Lapas Barelang. (foto: ist/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Kepala Rutan Barelang, Batam, David H. Gultom menyesalkan lambatnya penanganan Kejaksaan Negeri Batam terhadap tahanan yang menderita sakit parah.

David Gultom mengatakan, seperti yang dialami oleh Budi Yanto (21), tahanan kasus narkoba. Pada tanggal 19 Juli 2016 atau sehari sebelum Budi Yanto meninggal, ia sempat mengirimkan surat ke Kejari agar Budi diberikan perawatan medis.

"Di sini saya hanya punya dua orang tim medis, satu dokter gigi dan satu dokter umum. Karena sakitnya cukup parah, saya langsung surati Kejari," ujar Kepala Rutan Barelang, Batam, Kepri David H. Gultom saat ditemui Batamnews.co.id, Selasa (2/7/2016).

Namun, surat yang disampaikan tidak direspon hingga Budi Yanto menghembuskan nafas terakhir. "Saya tau melanggar SOP, tapi ini soal kemanusiaan karena melihat kondisi terakhirnya. Jaksanya saya telpon jumpa di rumah sakit saja," kata David.

Saat ini, kata David, ada satu tahanan lain yang juga sakit cukup parah, ia mengaku sudah melayangkan surat ke Kejari. Namun, ia enggan mengatakan tahanan terlibat kasus apa.

"Ada satu lagi tahanan wanita yang sakit cukup parah, saya sudah surati dan bilang ke jaksanya, kebetulan jaksanya sama dengan Budi Yanto. Kalau nggak direspon juga, jenazahnya saya letakkan di depan kantor Kejari" ujar David dengan nada sedikit kesal.

Mengawasi tahanan dengan jumlah 750 orang, Gultom mengaku tidak mengetahui secara detil berapa banyak tahanan yang sakit. Ia juga meminta pihak Kejari membantunya untuk memperhatikan tahanan yang sakit.

Usai wawancara dengan Kepala Rutan Barelang, Batam. Di ruang tunggu Rutan tampak Immanuel Tarigan, Jaksa yang menangani kasus Budi Yanto tengah duduk bersama seorang rekannya.

Kemudian tidak lama, petugas dari Rutan Barelang tampak memanggil Immanuel masuk ke dalam. Informasi yang diperoleh Immanuel Tarigan melihat kondisi tahanan wanita yang sakit parah tersebut.

Sementara, Immanuel Tarigan, membantah Budi Yanto mengalami kekerasan di Rumah Tahanan (Rutan) Barelang.

"Almarhum (Budi) sakit karena tidak mau makan, kemudian diambil tindakan untuk infus. Saat di infus kondisi kukunya panjang dan menggaruk-garuk perut," ujar Immanuel Tarigan saat ditemui di ruangan kerjanya, Selasa (2/8/2016) pagi.

Kata Immanuel, menurut keterangan medis, dia (Budi Yanto) mengalami gejala psikopat. "Dia (Budi) nggak mau makan, jadi pendiam dan tidak mau mandi. Bahkan saya pernah ikut memandikan," kata Immanuel.

Saat disinggung mengenai luka memar di rusuk sebelah kiri Budi, Immanuel mengatakan tidak mengetahui hal tersebut. "Saya nggak tau kalau itu, saya hanya dapat info mengenai Budi ini dari Rutan. Detailnya coba tanya ke Rutan," ucap Immanuel menjelaskan.

[isk]

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews