Cerita Seorang Mantan ABK "Lolos" dari Regu Tembak

Cerita Seorang Mantan ABK "Lolos" dari Regu Tembak

Ilustrasi. (foto:ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Pihak keluarga Pudjo Lestari (42) yang berada di Selat Panjang, Kabupaten Meranti, Riau, merasa sangat bersyukur karena Pudjo batal dieksekusi pada eksekusi terpidana mati gelombang III di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

"Kami bersyukur abang saya batal dilakukan eksekusi mati tadi malam. Semoga pemerintah bisa memberikan pengampunan buat abang saya," ujar Siti Nuriyah (29) dilansir detikcom, Jumat (29/7/2016).

Pihak keluarga mengklaim Pudjo korban mafia narkoba, Ia bekerja sehari-hari sebagai seorang Anak Buah Kapal (ABK). Pudjo ditangkap pada 2006 lalu bersama dua orang rekannya yakni Agus Hadi Alias Oki (53) dan Suryanto.

Pudjo Lestari, Agus Hadi dan Suryanto terlibat kasus penyelundupan 25.499 pil ekstasi dari Malaysia menuju Batam. Ketiganya di vonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Batam pada 13 Agustus 2007 lalu.

Sebelumnya Pudjo Lestari Cs sempat melakukan upaya hukum dengan mengajukan Peninjauan Kembali (PK). Namun, upaya hukum yang diajukan ditolak.

Siti menceritakan, kakaknya Pujo tersandung kasus narkoba pada tahun 2006 silam di Batam. Pujo sendiri selama ini hanya bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) yang membawa sembako.

Apesnya, kapal yang dibawanya itu membawa ribuan butir ekstasi dari luar negeri. Dalam persidangan Pudjo dianggap sebagai bandar narkoba.

"Kalau abang saya itu bandar narkoba, pastilah ekonominya lumayan tak hidup susah. Sampai sekarang abang saya itu tak punya rumah, mereka hidup menumpang di rumah orang tua kami," kata Siti.

Siti menceritakan, pihak keluarga tidak keberatan Pudjo dieksekusi mati jika memang sebagai bandar narkoba.

"Keluarga kami pun iklas kalau memang abang saya itu bandar narkoba untuk diekekusi mati. Tapi apa iya, bandar narkoba hidupnya pas-pasan. Dia hanya korban dari jaringan mafia narkoba," kata dia.

Menurut Siti, istri Pujo yang tak lain kakak iparnya sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk menambah penghasilan menyekolahkan dua anaknya.

"Kami berharap, pemerintah bisa membuka mata hatinya melihat fakta kebelakang siapa sebenarnya Pudjo. Kami selalu berdoa, semoga presiden memberikan pengampunan buat abang saya itu. Abang saya bukan bandar narkoba," kata Siti penuh harapan.

(isk/detikcom)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews