BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Lurah Sukajadi, Marwan (48), diduga tewas over dosis di sebuah tempat hiburan malam di bilangan Jodoh, Batuampar, Batam, Kepulauan Riau. Marwan meninggal sesaat setelah dilarikan ke rumah sakit. 

Ia sempat mendapat penanganan medis, namun ia dinyatakan meninggal setelah mengeluh mengalami sesak di dada, berkeringat dingin.

Seorang perawat di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Seraya menuturkan, pasien tersebut sempat menolak diinfus sebelum tak sadarkan diri.

Pria 48 tahun itu kemudian tak sadarkan diri. Setelah dilakukan tindakan medis, Marwan tak terselamatkan.

Ia dinyatakan meninggal pukul 05.18 WIB pada Rabu 13 Juli 2016.

Kematian korban menjadi sorotan tajam Badan Narkotika Nasional Kota Batam. BNN meminta Wali Kota Batam melakukan tes urine kepada sejumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Batam. 

Apalagi yang menjadi korban adalah seorang pejabat publik.

"Waktu itu kita sudah pernah menyampaikan dan melayangkan surat resmi kepada Walikota Batam Rudi untuk melaksanakan perintah Presiden Jokowi bahwa Indonesia saat ini masuk dalam undang undang darurat narkoba,dan BNN sebagai institusi siap melaksanakan sosialisasi bahaya narkoba dan juga melaksanakan tes urine bagi pegawai negeri sipil, TNI, masyarakat, dan pelajar," ujar Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Batam AKP Darsono kepada batamnews.co.id pada Rabu, (13/7/2016) sore.

Darsono menuturkan, terkait soal tewasnya Marwan Lurah Sukajadi, ia mengatakan bahwa kasus tersebut bukan menjadi bagian yang ditanganinya.

"Soal itu bukan bagian kami, tugas kami melakukan sosialisasi bahaya narkoba dan tes urine," katanya.

Darsono menambahkan, BNN Kota Batam siap melaksanakan dan melanjutkan program sosialisasi kepada Pemko Batam, dan saat ini dirinya mengaku belum ada respon lanjutan dari Walikota Batam.

"Sudah dua kali surat itu kami layangkan dan kami sedang menunggu jawaban Pak Walikota," ujar Darsono.

[jim]