Jokowi Sudah Tahu Banyak Pelabuhan Tikus di Batam

Jokowi Sudah Tahu Banyak Pelabuhan Tikus di Batam

Penyelundupan beras yang ditangkap Bareskrim Polri sekitar sebulan lalu. Kasus tersebut tampak menguap tanpa ada kejelasan. (Foto: Edo/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Pelabuhan tikus atau tak resmi di Batam, Kepulauan Riau, tengah jadi sorotan. Kabar mengenai pelabuhan tikus ini juga sudah didengar anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Sidarto.

Celakanya, pelabuhan-pelabuhan tersebut kerap menjadi pintu masuk dan keluarnya barang haram seperti narkoba. Selain itu kerap juga menjadi tempat penyelundupan TKI ilegal ke Malaysia.

Anggota Watimpres Sidarto di Batam, Kamis (25/2/2016), menyatakan mendapatkan laporan langsung dari intelejen yang menyatakan masih banyak pelabuhan tidak resmi di kota itu.

"Sudah jadi tempat masuk narkoba, bahan pangan ilegal dan lainnya. Narkoba ini yang paling kita antisipasi. Ini bukan bisnis kecil, nilainya miliaran," kata dia.

Ia meminta pemerintah daerah untuk memperhatikan persoalan itu, agar pelabuhan ilegal tidak dijadikan pintu masuknya narkoba.  

Sidarto bahkan ikut cemas kelak cucunya terimbas dari bahaya penyalahgunaan narkoba. "Kalau bukan kita yang menjaga keluarga sendiri," kata dia.

Seperti diketahui, ratusan pelabuhan tikus tersebar di sejumlah sudut Kota Batam. Lokasinya berada di pesisir pantai. 

Beberapa titik diantanya adalah Tanjungsengkuang, Batu Besar, dan Barelang. Ketiga tempat itu paling banyak tersebar pelabuhan tikus dan kerap menjadi tempat keluar dan masuknya barang haram dan ilegal.

Sayangnya, lokasi-lokasi itu tak tersentuh aparat. Tak heran, banyak informasi menyebutkan, permainan para peyelundup ini justru mendapat bekingan dari oknum aparat.

Menurut Sidarto, citra Batam harus terus dijaga dengan baik, karena menurut dia, wajah Batam adalah wajah Indonesia.

Sebagaimana semangat Presiden Joko Widodo dalam membangun daerah terdepan, Batam harus dipercantik dan diperdayakan.

Dalam kesempatan itu, Sidarto mengaku dengan kemajuan di Batam.

Ia bercerita, pertama kali datang ke Batam pada 1976, mewakili Kapolri bertemu dengan investor dari Singapura. Kala itu, Batam belum berkembang. Namun kini, Batam sudah maju di tiga bidang utama, perdagangan, investasi dan pariwisata.

"Saya dengar Batam menjadi kota penyerap wisman terbesar ke-3 di Indonesia setelah Jakarta dan Bali, saya bangga. Meskipun, lama tinggalnya belum sampai satu minggu," kata dia.

Di tempat yang sama, Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan mengaku pelabuhan tikus ada di Batam sejak dulu.

Pemda, melalui Camat, Lurah dan RT/RW melakukan pengawasan bersama aparat keamanan.

"Wujud pelabuhan ini memang ada, tapi bagaimana supaya tidak dimanfaatkan untuk yang aneh-aneh, harus kita bersama yang jaga." Saya melalui perangkat pemko sudah, tapi bea cukai dan kementerian juga perlu mengawasikan," kata dia.

sumber: Antara

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews