1.000 Tahun Pisah, Paus dan Patriark Rusia Serukan Tolak Aborsi dan Pernikahan Sejenis

1.000 Tahun Pisah, Paus dan Patriark Rusia Serukan Tolak Aborsi dan Pernikahan Sejenis

Paus Francis bertemu dengan pemimpin Kristen Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Havana - Peristiwa bersejarah kembali tercatat setelah seribu tahun lamanya tidak ada pertemuan antara dua Gereja terbesar di dunia. Dua pemimpin tertinggi dari dua gereja berbeda, Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Rusia, bertemu di ibu kota Kuba, Havana, Jumat (12/02) lalu.

Paus Francis bertemu dengan pemimpin Kristen Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill. Dalam pertemuan pertama setelah 1.000 tahun berpisah, keduanya tampak akrab dan saling berpelukan.

"Akhirnya," kata Francis saat ia dan Kirill masuk melalui pintu di sisi berlawanan dari ruang di bandara Havana. "Kami adalah saudara," katanya lagi seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (13/2/2016).

Francis, berpakaian putih dengan peci, dan Kirill, memakai topi tinggi kubah. Keduanya saling berpelukan dan mencium kedua pipinya. "Hal ini sangat jelas bahwa ini adalah kehendak Tuhan," kata Francis.

Keduanya mendeklarasikan perlindungan bagi umat Kristen yang berada di tengah-tengah konflik di Timur Tengah. Deklarasi itu dilakukan saat keduanya bertemu dalam pertemuan bersejarah di terminal bandara Kuba.

"Di banyak negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, sebuah keluarga yang utuh, desa, dan kota-kota saudara dan saudari Kristus kita sedang benar-benar dibasmi," kata mereka.

"Gereja-gereja mereka dengan barbar dihancurkan dan dijarah, benda-benda suci mereka nistakan dan sejumlah monumen mereka hancurkan," kata mereka lagi merujuk pada aksi kelompok ekstrimis ISIS seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (13/2/2016).

Mereka juga mengatakan, bantuan kemanusiaan dalam skala besar diperlukan untuk pengungsi yang melarikan diri dari Suriah dan Irak. Mereka pun meratapi eksodus besar-besaran umat Kristiani.

Paus, pemimpin 1,2 miliar umat Katolik di dunia, berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Kristen Ortodoks yang telah lama memisahkan diri. Ortodoks Timur berpisah dengan Roma pada tahun 1054.

Pertemuan mereka dilakukan di tengah nuansa politis yang kental. Pasalnya, pertemuan itu dilakukan pada saat munculnya perbedaan pendapat antara Rusia dengan Barat atas Suriah dan Ukraina.

Gereja Ortodoks Rusia berkaitan erat dengan Kremlin, yang pada gilirannya adalah sekutu bagi Kuba. Sedangkan Paus Francis, yang berasal dari Argentina, turut membantu membantu pemulihan hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba setelah lebih dari lima dekade keterasingan.

Dalam kesempatan itu, keduanya menyerukan agar Eropa tetap setia pada akar agama Kristen. Mereka juga mengajak kembali ke beberapa ajaran Kristen tradisional, seperti menolak aborsi dan menolak pernikahan sejenis.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews