Ganasnya Putri Malabin Habiskan 5 Ekor Sapi dan 10 Ekor Kambing di Desa Binjai

Ganasnya Putri Malabin Habiskan 5 Ekor Sapi dan 10 Ekor Kambing di Desa Binjai

Harimau Betina Sumatera yang diberinama Putri Malabin. (Foto: BKSDA Padang)

Padang, Batamnews - Sebuah peristiwa menarik terjadi di Jambak, Nagari atau Desa Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, pada dini hari Minggu, 4 Februari 2024 lalu. 

Seekor Harimau Sumatera terperangkap di kandang jebak milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar).

Menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar, Antoni Vevri, harimau tersebut masuk ke dalam kandang jebak sekitar pukul 05.43 WIB. Petugas BKSDA mengetahui kehadiran harimau tersebut saat memeriksa kandang jebak yang telah dipasang beberapa hari sebelumnya.

Tim BKSDA Sumbar segera melakukan evakuasi terhadap harimau tersebut menggunakan kandang transpor. 

Baca juga: Korban Terkapar, Mobil Plat Merah dan Sepeda Motor Nmax Bertabrakan di Jalan Dompak

Rencananya, harimau akan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PHRSD) yang dimiliki oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo. Proses evakuasi dilakukan dengan bantuan anggota Polri, TNI, dan warga setempat.

Dilansir dari laman BKSDA Padang, konflik antara harimau dan manusia telah terjadi sejak 2 Januari 2024 di Pasaman. Penanganan konflik ini dilakukan oleh BKSDA Sumbar selama satu bulan, dengan menggunakan beberapa kandang jebak dan kamera pemantau untuk memonitor keberadaan satwa tersebut.

Pihak BKSDA Sumbar memberikan nama Puti Malabin kepada harimau Sumatera yang terperangkap di Pasaman. Puti Malabin sebelumnya telah menyebabkan kerugian bagi warga berupa lima ekor sapi dan 10 ekor kambing. 

Baca juga: Kecelakaan Mengerikan di Jembatan 3 Barelang: Mobil Pengangkut Ayam dan Ikan Bertabrakan

Setelah terjebak, Puti Malabin dititipkan di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi (TMSBK).

Nama Puti Malabin diambil dari wilayah di mana harimau tersebut berkonflik dengan warga, yaitu Malampah, Ladang Panjang, dan Binjai.

Peristiwa ini menjadi perhatian publik sekaligus menyoroti pentingnya penanganan konflik antara satwa liar dan manusia serta upaya pelestarian Harimau Sumatera sebagai satwa yang terancam punah.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews