Ambung, Warisan Budaya Melayu Lingga yang Kaya Fungsi dan Sejarah

Ambung, Warisan Budaya Melayu Lingga yang Kaya Fungsi dan Sejarah

Ambung. (Foto: dok.Dinas Kebudayaan Kepri)

Lingga, Batamnews - Dikenal di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), ambung tidak hanya sekadar keranjang, melainkan juga bagian dari warisan budaya Melayu. 

Ambung, keranjang besar yang terbuat dari rotan dianyam dengan keahlian tinggi, telah lama menjadi alat bantu yang esensial bagi penduduk setempat.

Dilansir Batamnews dari laman Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), ambung sebagai perlengkapan tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu. 

Baca juga: Kapal Roro KMP Paray Rute Jagoh-Penarik Kembali Beroperasi, Layani Tiga Trip PP Dalam Sehari

Uniknya, ambung ini dibawa di punggung dengan tiga tali sandang, dengan satu tali di kepala dan dua lainnya di bahu.

Bahan-bahan pembuatan ambung, seperti rotan udang dan tali dari kulit terap, serta upih dari pelepah sagu sebagai alas, semuanya diambil dari alam. 

Ambung diketahui memiliki dua jenis ikatan anyaman, yakni ikatan biasa dan ikatan tulang belut, yang memberikan kekuatan ekstra pada struktur anyamannya.

Baca juga: Waspada, Penipuan Online Berkedok Bupati Lingga Menyebar di WhatsApp

Fungsionalitas ambung sangat beragam, mulai dari mengangkut bahan makanan dari kebun hingga dijadikan wadah untuk menjajakan barang dagangan. Di Daik Lingga, keberadaan ambung masih dapat ditemukan. 

Meskipun ambung juga ditemukan di wilayah lain seperti Kalimantan dan Jambi, dengan nama Ambung Orang Rimbo di Jambi yang memiliki sedikit perbedaan bentuk, fungsi utama ambung untuk mengangkut barang tetap sama.

Keberadaan ambung menegaskan kekayaan dan keunikan warisan budaya Melayu di Lingga, yang terus dipertahankan hingga kini, tidak hanya sebagai alat utilitarian tetapi juga sebagai simbol identitas budaya yang kental.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews