Pelayan Morning Bakery Batam: Kami Bekerja Seperti Romusha Jepang

Pelayan Morning Bakery Batam: Kami Bekerja Seperti Romusha Jepang

Kopitiam Morning Bakery Green Land, Batam. (Foto: google)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Pelayan Morning Bakery Green Land Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau, yang terjatuh dari lantai 2, diduga dalam kondisi sakit. Wati tetap bekerja dengan alasan takut dipotong gaji.

Menurut rekan, Wati, temannya itu memaksa diri bekerja kendati dalam kondisi sakit. 

“Sudah dua hari dia sakit,” ujar seorang pelayan kepada batamenws.co.id, Sabtu (30/1/2016). 

Sejumlah karyawan Morning Bakery mengaku bekerja di Morning Bakery kendati dalam kondisi terpaksa. 

Menurut dia, para pelayan perempuan itu harus bekerja sejak pagi pukul 05.30 WIB hingga malam sekitar pukul 10.00 WIB.

Para pelayan tersebut ditempatkan di sebuah mess, mereka harus rela dipotong gaji untuk mess dan makan. Tidak ada istilah karyawan tetap bagi mereka.

Status mereka hanyalah pekerja lepas. “Pegawai laki lakinya tak banyak dan kalau kerja kami harus naik turun tangga" tutur rekannya.

Menurut seorang pelayan, mereka harus bekerja seperti pekerja paksa di zaman Romusha. Tak heran, tampilan para pelayan di sejumlah kopitiam Morning Bakery tampak lusuh dan kucel.

Apalagi pengunjung Morning Bakery padat hampir setiap harinya dari pagi hingga malam hari.

”Kami kerja sepertinya jaman Romusha Jepang semuanya yang kerja di sini perempuan semua dan pihak perusahaan tidak mau merekrut pekerja laki laki dengan alasan lebih mudah mengaturnya dan tidak banyak tuntutan kalau ada bermasalah di sini," lanjut rekan korban.

 

Baca juga: 

Begini Jeritan Hati Pelayan Morning Bakery yang Bekerja Paksa

Pelayan Morning Bakery Greend Land Batam Pingsan Terguling dari Lantai 2

 

[jim]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews