Direktur RSJ Tampan Riau Ungkap Dampak Serius Bullying pada Kesehatan Mental Anak-anak

Direktur RSJ Tampan Riau Ungkap Dampak Serius Bullying pada Kesehatan Mental Anak-anak

Rumah sakit jiwa Tampan, Riau.

Pekanbaru, Batamnews - Tindakan bullying yang dialamatkan kepada anak-anak harus menjadi perhatian serius seluruh lapisan masyarakat. Faktanya, korban bullying sangat rentan mengalami dampak negatif seperti depresi, gangguan cemas, gangguan tidur, penurunan rasa percaya diri, dan masalah lainnya.

Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan, drg. Sri Sadono Mulyanto, menegaskan pentingnya tidak meremehkan penyakit jiwa, terutama dalam konteks bullying.

"Khususnya pada anak-anak, kita tidak boleh meremehkan dampak bullying karena tindakan ini dapat menyebabkan depresi pada korban," ujar beliau kepada para wartawan, Senin (16/10/2023).

Beliau juga menekankan bahwa anak-anak yang menjadi korban bullying sering kali menjadi takut untuk pergi ke sekolah dan mengalami penurunan prestasi akademis.

Baca juga: Cegah Bullying, Polisi Sambangi Sejumlah Sekolah di Karimun

Tidak hanya korban, pelaku bullying juga rentan menghadapi konsekuensi serupa, seperti bolos sekolah, dihukum, atau bahkan dikeluarkan dari sekolah.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, drg. Sri Sadono menjelaskan bahwa perundungan memiliki dampak serius terhadap kesehatan fisik dan emosional seseorang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Lebih lanjut, korban bullying juga bisa mengalami cedera fisik, masalah sosial, masalah emosional, dan bahkan meningkatkan risiko bunuh diri. Ini disebabkan oleh penurunan rasa percaya diri dan peningkatan risiko gangguan mental pada korban bullying.

Ia juga merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development di Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa risiko depresi meningkat bagi siapa saja yang terlibat dalam bullying, baik sebagai korban maupun pelaku.

Baca juga: Cegah Bullying di Sekolah, Polres Natuna Sosialisasikan Bahaya dan Cara Mengatasi ke Pelajar SD

Bahkan, risiko depresi ini bisa lebih tinggi pada korban perundungan elektronik, seperti yang terjadi melalui media sosial, pesan singkat, atau email, dibandingkan dengan bullying secara langsung.

"Bullying bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele. Oleh karena itu, mari bersama-sama mencegah bullying, karena tindakan ini dapat membuat anak-anak terjerumus dalam depresi. Dan hal ini juga berlaku bagi kita, yang sudah dewasa," tambahnya.

Dengan tegas, drg. Sri Sadono mengingatkan bahwa kita tidak seharusnya meletakkan target yang terlalu tinggi, karena ketidakmampuan mencapainya bisa memicu depresi dan masalah lainnya.

"Intinya, mari lebih banyak bersyukur dan senantiasa mengingat Tuhan, sehingga dalam menjalani kehidupan ini, kita akan memiliki kesabaran yang lebih," pungkasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews