Lemigas Uji Coba BBM Pertalite Campur Bioetanol dalam Rangka Perubahan ke Pertamax

Lemigas Uji Coba BBM Pertalite Campur Bioetanol dalam Rangka Perubahan ke Pertamax

Pertamina sudah lama memasarkan Pertamax Green dalam rangka program langit biru (ilustrasi)

Jakarta, Batamnews - Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menguji coba perubahan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90, atau Pertalite, menjadi RON 92, atau Pertamax, dengan mencampur bioetanol.

Kepala Lemigas, Ariana Soemanto, menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan uji jalan terhadap BBM Pertalite yang akan dicampur dengan bioetanol. Dia juga mengungkapkan bahwa Pertamina telah memberikan berbagai opsi pencampuran untuk kedua bahan tersebut.

"Pertamina juga punya opsi-opsi lain bukan Pertalite campur E5 saja," jelas Ariana di kantor Lemigas, Jakarta Selatan, pada Rabu(27/9/2023).

Dia menambahkan bahwa Pertamina menawarkan hingga tujuh opsi pencampuran yang berbeda untuk mencampurkan Pertalite dengan bioetanol. "Jadi banyak dia (Pertamina menawarkan) ada 7 opsinya. Kalau di ESDM kan ada 3, kalau Pertamina ada 4 (opsi) lagi," tambahnya seperti dikutip cnbc indonesia, Kamis (28/9/2023).

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengumumkan bahwa perusahaan memiliki 'Program Langit Biru' yang mencakup kajian pencampuran bioetanol dengan kadar 7% dalam bensin bernilai oktan (RON) 90, atau Pertalite. Jika berhasil, ini akan meningkatkan nilai oktan bensin RON 90 menjadi setara dengan RON 92.

"Kita lanjutkan Program Langit Biru tahap 2 dari RON 90 ke 92. Aturan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) minimal oktan yang boleh dijual itu 91, aspek lingkungan, menurunkan emisi karbon, bioetanol bioenergi terpenuhi, dan menurunkan impor. Kami akan keluarkan Pertamax Green 92, Pertalite dicampur etanol 7% jadi 92," ungkap Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI di Jakarta pada Kamis (31/8/2023) lalu.

Nicke menambahkan bahwa pemanfaatan bioetanol sebagai bioenergi untuk pencampuran dengan BBM akan didorong dengan alokasi lahan sebesar 700 ribu hektar yang digunakan untuk pertanian gula, dan akan menambah sekitar 1,2 juta kilo liter (kl) campuran BBM.

"Ini kita yakini dapat memberikan manfaat. Gradually pada tahun 2025, kita berharap dapat mendorong peningkatan investasi di sektor bioenergi. Terlebih lagi, Perpres baru mengalokasikan 700 ribu hektar untuk pertanian gula dan etanol, kita berharap akan ada tambahan 1,2 juta kl untuk campuran bensin," tambahnya.

Dengan demikian, Nicke meminta dukungan dari Komisi VII DPR RI untuk mendukung penggunaan bioenergi sebagai upaya mengurangi impor BBM dan mengurangi emisi karbon di Indonesia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews