Jokowi: Pemerintah Targetkan Penurunan Harga Beras dalam Dua Hingga Tiga Minggu

Jokowi: Pemerintah Targetkan Penurunan Harga Beras dalam Dua Hingga Tiga Minggu

Presiden Jokowi menargetkan harga beras di Indonesia turun dalam 2-3 minggu ke depan (ilustrasi)

Jakarta, Batamnews - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi lonjakan harga beras di pasar. Upaya ini mencakup operasi pasar, penjualan ritel, dan distribusi grosir. Jokowi memiliki target untuk melihat harga beras di pasar turun dalam waktu dua hingga tiga minggu ke depan.

"Dalam dua minggu, tiga minggu ini, kami berharap harga akan mulai turun, meskipun sudah ada penurunan sedikit," kata Jokowi saat melakukan peninjauan harga dan pasokan beberapa komoditas pangan di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, pada Selasa (19/9/2023).

Menurut Jokowi, pasokan beras di tingkat nasional saat ini mencukupi. Pemerintah telah mengumpulkan stok beras sebanyak 2 juta ton, dengan 1,6 juta ton di antaranya sudah berada di Indonesia dan 400 ribu ton sisanya dalam perjalanan.

Baca juga: Lowongan Kerja Book-keeper di PT. Bluwater Logistic Batam, Gaji Rp 5 Juta

"Kami juga akan menambahkan lagi 1 juta ton untuk memastikan bahwa stoknya cukup, sehingga kami tidak perlu khawatir jika ada penurunan produksi akibat kekeringan," jelasnya seperti dikutip liputan6, Selasa (19/9/2023).

Meskipun harga beberapa komoditas pangan di Pasar Jatinegara terlihat stabil, Jokowi mengakui bahwa harga beras masih tinggi.

"Harga bawang merah dan bawang putih sudah turun, tetapi harga beras masih tinggi," tambah Jokowi.

Baca juga: Makanan Gratis untuk Warga Batam: Dedikasi Sesama Indonesia

Kenaikan Harga Beras Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Presiden Jokowi juga mencatat bahwa perubahan iklim telah memberikan dampak nyata yang dirasakan oleh seluruh negara di dunia, termasuk kenaikan harga beras. Salah satu dampak perubahan iklim adalah peningkatan suhu bumi dan cuaca yang semakin panas, yang berkontribusi pada masalah kekeringan di beberapa negara, termasuk Indonesia.

"Hati-hati. Ancaman perubahan iklim sudah nyata dan dirasakan oleh semua negara di dunia. Suhu bumi semakin panas, cuaca semakin panas, dan kekeringan terjadi di mana-mana, bukan hanya di Indonesia," ungkap Jokowi dalam acara Festival Lingkungan-Iklim-Kehutanan-Energi EBT (LIKE) di Indonesia Arena Jakarta, Senin (18/9/2023) kemarin.

Baca juga: Investigasi KontraS Mengungkap Kekerasan dan Pelanggaran HAM dalam Insiden Rempang

Jokowi menyampaikan bahwa perubahan ini telah menyebabkan sejumlah negara menghadapi krisis pangan, termasuk kekurangan pasokan gandum dan beras. Dia juga mengungkapkan bahwa 19 negara telah menghentikan ekspor beras mereka, yang akhirnya memicu kenaikan harga beras.

"Sebagai akibatnya, kita menghadapi krisis pangan. Beberapa negara mengalami kelangkaan pangan, termasuk gandum dan beras. Negara-negara yang biasanya mengekspor beras, sekarang 19 negara telah menghentikan ekspor mereka," tambahnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews