Harga Beras di Karimun Merangkak Naik Dampak Cuaca Buruk dan Pembatasan Impor

Harga Beras di Karimun Merangkak Naik Dampak Cuaca Buruk dan Pembatasan Impor

Ilustrasi. (Foto: Antara)

Karimun, Batamnews - Harga beras terus mengalami kenaikan hingga lima persen per karungnya atau per 25 kilogram. Kenaikan terjadi secara nasional.

Kenaikan harga beras turut dirasakan di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), yang menyeluruh terjadi di toko-toko kelontong, pasar tradisional maupun di beberapa ritel modern. Diketahui, kenaikan harga beras itu terjadi sejak 1 September 2023 untuk seluruh jenis atau merek beras.

"Satu karung isi 25 kilogram biasa Rp 300 ribu sekarang Rp 350 ribu," ujar Rizal seorang pedagang di Pasar Puan Maimun.

Yang mana saat ini di Karimun, harga beras per item mengalami kenaikan kelipatan seribu rupiah, baik dari beras medium maupun beras premium.

Baca juga: Pengembangan Kawasan Rempang, Kepala BP Batam Siapkan Solusi Terbaik untuk Masyarakat Terdampak

Seperti yang sebelumnya terdapat harga Rp 11 ribu kini menjadi Harga Eceran Terendah (HET) Rp 12 ribu, sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15 ribu. Meskipun harga beras meningkat, ia mengaku pembeli masih tetap ada sebab beras merupakan kebutuhan pokok.

"Pembeli tetap ada, tetapi ada aja dengar keluhan-keluhan dari pelanggan terkait harga beras yang tinggi," ujarnya.

Persoalan kenaikan harga beras di wilayah Kabupaten Karimun itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Karimun Basori mengatakan, kenaikan yang terjadi pada harga beras tersebut telah diterima oleh pihaknya.

"Dari 1 September kami telah menerima kabar terkait kenaikan yang terjadi. Kenaikan ini hampir merata untuk semua jenis beras medium dan premium, dengan rata- rata kenaikan Rp1.000," kata Basori.

Baca juga: Pemkab Karimun Bersama Pertamina Cari Solusi Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg

Kenaikan harga beras itu dipicu dengan kondisi cuaca yang melanda daerah-daerah penghasil. Selain itu, pembatasan impor beras juga menjadi alasan lainnya terjadi kenaikan-kenaikan terhadap harga beras tersebut.

"Karimun bukan daerah penghasil, sehingga kita masih mengambil dari luar. Bisa jadi ini dampak dari Elnino, dimana banyak daerah-daerah penghasil banyak terdampak, serta adanya pembatasan impor juga salah satu alasan lainnya," kata Basori.

Namun demikian, Basori mengatakan, saat ini pihaknya juga telah berkoordinasi bersama Bulog dalam mengatasi kenaikan tersebut.

"Salah satu langkah kami dengan terus menggencarkan bulog, dimana market penjualannya kalau bisa mencapai ke pulau-pulau sekitar. Bulog saat ini harganya normal, kisaran Rp 10 ribu perkilogram, dan stoknya juga selalu tersedia," kata Basori.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews