Mengenal Mandi Safar, Tradisi Turun Temurun di Lingga Negeri Bunda Tanah Melayu

Mengenal Mandi Safar, Tradisi Turun Temurun di Lingga Negeri Bunda Tanah Melayu

Sekda Lingga, H. Armia saat memandikan anak-anak pada tradisi Mandi Safar tahun 2023. (Foto: dok.Diskominfo Lingga)

Lingga, Batamnews - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) setempat menggelar perayaan tahunan Mandi Safar di Gedung LAM Kabupaten Lingga, Rabu (14/9/2023).

Mandi Safar adalah salah satu tradisi lama Melayu yang masih terus dijaga di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri). Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan diperingati setiap tahun pada bulan Safar dalam penanggalan Hijriah.

Tradisi ini telah diwariskan turun temurun oleh masyarakat Negeri Bunda Tanah Melayu. Bahkan, para Sultan zaman dahulu juga melaksanakan tradisi ini dengan makna yang sangat penting.

Seperti namanya, Mandi Safar dilaksanakan dengan ritual mandi untuk mengusir bala atau hal buruk. Tradisi ini telah ada sejak zaman Sultan Riau-Lingga, Sultan Abdulrahman Muazamsyah, yang memerintah antara tahun 1883 hingga 1911.

Baca juga: 10 Rekomendasi Destinasi Wisata Imperdible di Pulau Lingga saat Tradisi Mandi Safar

Mandi Safar di Lingga telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia sejak tahun 2018. Pemerintah Kabupaten Lingga, melalui Dinas Kebudayaan, aktif menjaga dan merayakan Mandi Safar ini setiap tahun.

Sekda Lingga, H. Armia, memberikan apresiasi atas upaya keras Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga di bawah kepemimpinan Drs. Azmi.

"Mandi Safar adalah tradisi Melayu yang berharga dan telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia sejak tahun 2018. Pemerintah Kabupaten Lingga berkomitmen untuk melestarikannya dengan lebih baik dari tahun ke tahun," kata Armia.

Mandi Safar memiliki makna yang mendalam, yaitu rangkaian doa dan harapan untuk menjauhkan diri dari bala atau hal buruk serta untuk menjaga lingkungan.

Baca juga: Profil PPTK, Tersangka dalam Kasus Korupsi 2 Milyar di Bagian Umum Setda Lingga

Tradisi Mandi Safar bukan hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya. Hal ini sesuai dengan semangat asli dari Mandi Safar itu sendiri.

Perayaan tahun ini mengusung tema "Dengan pelaksanaan tradisi Mandi Safar, WBTB Indonesia kita pererat silaturahmi dan rasa cinta terhadap budaya daerah."

Pada perayaan tradisi Mandi Safar di Gedung LAM, hadir Sekda Lingga beserta istri, Asisten II dan Asisten III dengan pasangan masing-masing, Kepala Dinas Kebudayaan yang juga menjabat sebagai Ketua LAM Kabupaten Lingga, Kepala Dinas, Kepala Badan dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Lingga, serta perwakilan Kepala OPD.

Selanjutnya ada tokoh agama, tokoh masyarakat, Ketua MUI Kabupaten Lingga, serta tamu undangan lainnya yang turut meramaikan perayaan Mandi Safar ini, termasuk anak-anak yang ikut dalam prosesi pemandian Mandi Safar.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews