Pemuda Katolik Komda Kepri Kritik Peristiwa Bentrok di Rempang Batam, Singgung 4 Poin Penting

Pemuda Katolik Komda Kepri Kritik Peristiwa Bentrok di Rempang Batam, Singgung 4 Poin Penting

Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum Pemuda Katolik Komda Kepri Yohanes Adi Putra, SH., MH.

Batam, Batamnews - Pemuda Katolik Komisariat Daerah Kepulauan Riau (Komda Kepri) menyayangkan kejadian yang terjadi di Rempang -Galang, Kota Batam.

Berdasarkan video yang beredar di masyarakat telah terjadi penembakan gas air mata yang berdampak pada sebuah sekolah sehingga mengakibatkan korban anak-anak khususnya siswa sekolah tersebut dan harus dibawa ke rumah sakit.

Ketua Pemuda Katolik Komda Kepri, Dr. Vandarones Purba,ST., SH.,MH melalui Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum Pemuda Katolik Komda Kepri Yohanes Adi Putra, SH., MH memberikan beberapa poin penting atas kejadian tersebut, yaitu:

Baca juga: Kepala BP Batam Komitmen Sediakan Hunian Bagi Masyarakat Rempang Galang di Dapur 3 Sei Jantung

1. Kami selaku organisasi masyarakat mendukung atas upaya pemerintah untuk kemajuan ekonomi khususnya di wilayah Kepulauan Riau, namun dalam pelaksanaannya jangan sampai mengorbankan masyarakat dimana seharusnya masyarakat ikut ditarik sebagai bagaian pengembangan ekonomi.

2. Kami menyayangkan atas penembakan gas air mata yang mengakibatkan korban anak-anak dimana seharusnya aparat sebelum melakukan penembakan gas air mata mengukur lebih dahulu dampak yang akan terjadi.

3. Seharusnya aparat lebih bisa mengedepankan sikap humanis dan tidak terkesan arogan dalam melaksanakan pengamanan di Rempang.

Baca juga: Ratusan Aparat Gabungan Diturunkan Amankan Proses Pengukuran Lahan di Rempang Galang Batam

4. Kami menuntut agar dilakukan evaluasi agar hal serupa tidak terulang kembali.

Negara dalam hal ini perlu lebih mendengarkan hal hal yang menjadi aspirasi masyarakat agar pengembangan ekonomi juga dapat berjalan lebih baik dan elegan.

Pemerintah daerah sebagai perpanjangan tangan negara juga harus bertanggung jawab bagi korban atas bentrok yang terjadi khsusnya korban anak-anak, tidak hanya tanggung jawab atas kesehatan raga para korban namun perlu juga memberikan penyembuhan secara psikis bagi korban anak-anak yang mana tentunya mengalami trauma mendalam atas kejadian ini.

"Lebih baik kita mengorbankan waktu sedikit lebih banyak untuk berdiskusi mencari solusi dengan kepala dingin daripada kita memaksakan percepatan yang mengakibatkan korban dari masyarakat khususnya korban anak-anak," ucap Adi yang juga berprofesi sebagai pengacara ini.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews