Dilema Pedagang Pasar Puan Ramah, Omset Merugi hingga Tutup Lapak karena Tak Sanggup Bertahan

Dilema Pedagang Pasar Puan Ramah, Omset Merugi hingga Tutup Lapak karena Tak Sanggup Bertahan

Kondisi Pasar Puan Ramah saat pagi yang selalu sepi pembeli (Foto: Jali)

Tanjungpinang, Batamnews - Pasar Puan Ramah yang diresmikan pada September 2022 dengan anggaran mencapai Rp 3 miliar lebih, kini menghadapi tantangan serius. 

Meski dulu awalnya menunjukkan animo yang cukup tinggi dari pedagang dan pengunjung, kondisi pasar tersebut saat ini sangat berbeda. 

Hanya beberapa lapak yang masih bertahan, sedangkan mayoritas pedagang telah meninggalkan bangunan Pasar Puan Ramah yang terletak di Kijang Lama, kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Sardi, seorang pedagang yang juga merupakan salah satu yang berusaha bertahan di pasar tersebut, mengungkapkan keadaan yang mengkhawatirkan. 

Baca juga : Kenaikan Harga Cabe Merah dan Daging Ayam di Pasar Tanjungpinang Agustus 2023

"Sepi mas sekarang. Dulu pertama buka lumayan ramai, namun sekarang banyak yang tutup lapaknya," ujarnya dengan raut wajah sedih. 

Menurut Sardi, kurangnya pengunjung telah mengakibatkan para pedagang tidak mampu lagi mempertahankan usaha mereka. "Karena sepi pengunjung, banyak yang meninggalkan lapaknya. Keuntungan sangat minim, bahkan tidak mencukupi untuk biaya makan sehari-hari," tambahnya.

Pasar Puan Ramah awalnya diinisiasi sebagai solusi sementara bagi sekitar 800 pedagang yang terdampak progres pembangunan Pasar Baru Tanjungpinang di lokasi Pasar KUD. 

Baca juga : Pasar Baru Gerai Pangan Jalan Hang Lekir, Batu 9: Inovasi untuk Peningkatan Ekonomi Lokal

Pemerintah Kota Tanjungpinang memindahkan para pedagang tersebut dengan harapan mereka dapat tetap beroperasi selama masa transisi. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah pengunjung pasar tersebut terus menurun, membuat keberlangsungan usaha para pedagang semakin terancam.

Pedagang lainnya Rinawati menuturkan, sejak dilakukan relokasi omzet para pedagang anjlok secara drastis karena penjualan yang sangat berkurang.

"Dulu sehari itu bisa 1 samapi 2 juta, sekarang kadang cuma dapat Rp80 Ribu, kadaang pun sama sekali tak ada yang beli," katanya.

Mereka pun berharap, agar mendapat prioritas saat Pemko Tanjungpinang memindahkan kembali para pedagang ke pasar baru Tanjungpinang, karena mereka sudah bertahan di pasar puan Ramah ini.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews