Laporan HOME: Polisi Singapura Dimanfaatkan sebagai Alat Ancaman Para Pekerja Rumah Tangga Migran

Laporan HOME: Polisi Singapura Dimanfaatkan sebagai Alat Ancaman Para Pekerja Rumah Tangga Migran

Majikan di Singapura, manfaatkan lapora polisi untuk menekan para pekerja rumah tangga migran (ilustrasi/foto dennirisman)

Batam, Batamnews - Laporan terbaru yang diterbitkan oleh Organisasi Kemanusiaan untuk Ekonomi Migrasi (HOME) mengungkapkan bahwa lebih dari 80 persen laporan polisi yang diajukan oleh majikan terhadap pekerja rumah tangga di Singapura tidak mengarah pada tuntutan hukum. 

Laporan ini menyoroti penggunaan sistem peradilan sebagai alat untuk mengancam dan mengontrol pekerja rumah tangga, dengan lebih dari 100 kasus yang dianalisis oleh kelompok hak asasi ini.

Dalam analisisnya, HOME mencatat bahwa kekuatan besar dimiliki oleh majikan di Singapura terhadap pekerja rumah tangga mereka. 

Baca juga: Semarak Batam Gunungan Festival: Masyarakat Meriahkan HUT RI ke-78 dengan Semangat Tinggi

Namun, penggunaan laporan polisi yang sering kali tidak berujung pada tindakan hukum mengakibatkan hilangnya peluang kerja bagi para pekerja rumah tangga. 

Laporan tersebut juga menyoroti dampak negatif dari tuduhan palsu terhadap aspek keuangan dan kesejahteraan psikologis para pekerja.

"Dalam laporan ini, kami menggambarkan bagaimana polisi dan sistem peradilan dieksploitasi sebagai alat untuk mengintimidasi, menghukum, dan membalas dendam terhadap pekerja rumah tangga migran," kata HOME dalam laporannya.

Laporan tersebut mengungkap bahwa tuduhan paling umum yang dihadapi oleh pekerja rumah tangga adalah pencurian, meskipun sebagian besar kasusnya bersifat sepele. 

Baca juga: AMSI Minta Publisher Right Segera Disahkan Sebelum Terancam Kehilangan Relevansi

Beberapa kasus juga melibatkan tuduhan penganiayaan fisik. Namun, hanya sekitar 18 persen dari total laporan yang berakhir dengan tuntutan pidana, sedangkan sebagian besar tidak menghasilkan tindakan lebih lanjut atau hanya berujung pada peringatan keras.

Selain itu, laporan ini menekankan bahwa pekerja rumah tangga yang dihadapkan pada tuduhan palsu sering kali dipaksa untuk tinggal di tempat penampungan selama berbulan-bulan. 

Dampak tuduhan palsu tidak hanya berdampak pada sisi finansial, tetapi juga memberikan tekanan psikologis yang besar bagi pekerja dan keluarga mereka di kampung halaman.

Baca juga: Investigasi Kecelakaan Pesawat Malaysia: Singapura Bantu Ekstraksi Data dari Black Box

HOME merekomendasikan bahwa pekerja rumah tangga yang sedang dalam proses investigasi seharusnya diizinkan untuk tetap bekerja, dan mereka yang menerima peringatan keras tidak boleh dilarang untuk bekerja di masa depan. 

Selain itu, kelompok ini juga mendesak adanya opsi tinggal di tempat lain bagi pekerja rumah tangga serta kebebasan yang lebih besar dalam memilih majikan baru.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews