Tragedi di Gunung Kilimanjaro: Warga Singapura Meninggal karena Penyakit Ketinggian

Tragedi di Gunung Kilimanjaro: Warga Singapura Meninggal karena Penyakit Ketinggian

Pendaki asal Singapura dilaporkan tewas di puncak Gunung Kilimanjaro karena penyakit ketinggian (ilustrasi)

Singapura, Batamnews - Seorang pendaki asal Singapura telah meninggal dunia akibat penyakit ketinggian saat berusaha mendaki Gunung Kilimanjaro di Tanzania.

Pada Sabtu pagi (12/8/2023), agen perjalanan lokal Adventures Unlimited mengumumkan melalui postingan Facebook bahwa mereka telah menerima berita tragis terkait insiden selama pendakian Kilimanjaro yang telah berlangsung sejak 3 hingga 11 Agustus.

"Dalam perjalanan mendaki Kilimanjaro, salah satu anggota tim kami, Bapak Darrel Phee, telah kehilangan nyawanya," ungkap pernyataan agen tersebut. 

Baca juga: INFOGRAFIS: Perusahaan China Tertarik Investasi di Batam

Berusia 28 tahun, pendaki tersebut adalah seorang teman dekat, seperti yang diungkapkan oleh seorang sumber kepada 8World News.

Menurut postingan di Facebook sekitar pukul 3.40 pagi pada hari Sabtu, "selama hari-hari mendaki, pembacaan dan gejala Bapak Phee telah normal". Namun, ketika tiba pada pagi pendakian menuju puncak, kadar oksigen dalam tubuhnya turun drastis dan detak jantungnya meningkat.

Situasi tersebut memaksa keputusan untuk tidak melanjutkan pendakian, dan Bapak Phee kembali ke perkemahan dengan seorang pemandu sesuai dengan protokol keselamatan.

Di perkemahan, Bapak Phee mendapat pemantauan ketat dari tim Adventures Unlimited. Namun, kondisinya memburuk karena penyakit ketinggian yang berujung pada edema paru-paru ketinggian (HAPE), yang menghalangi pertukaran oksigen ke dalam darah dan menyebabkan asfiksia.

Baca juga: Pasang Bendera Merah Putih di Anjing, Pria di Bengkalis Ditetapkan Jadi Tersangka

HAPE, seperti yang dijelaskan oleh agen perjalanan tersebut, adalah penyakit ketinggian yang serius dan berpotensi fatal. Ini terjadi ketika cairan menumpuk di paru-paru dan menghambat pertukaran oksigen.

Kementerian Urusan Luar Negeri (MFA) Singapura telah memberikan bantuan konsuler kepada keluarga almarhum. Dalam pernyataan, MFA menyampaikan "belasungkawa yang mendalam kepada keluarga."

Gunung Kilimanjaro, dengan ketinggian 5.895 meter, merupakan puncak tertinggi di Afrika. Meskipun menjadi tujuan populer bagi pencari petualangan, pendakian gunung ini memiliki risiko penyakit ketinggian yang signifikan, dengan lebih dari 50 persen pendaki mengalami gejala penyakit tersebut.

Kecelakaan fatal di Gunung Kilimanjaro sangat jarang terjadi, dengan probabilitas kurang dari 1 persen, seperti yang ditegaskan oleh Adventures Unlimited. 

Baca juga: Tinjau Rencana Pengembangan Pulau Rempang: Menteri Investasi RI Komit Cari Solusi Terbaik

Meski begitu, ketinggian ekstrem, kondisi cuaca yang tidak menentu, serta tantangan fisik pendakian dapat menjadi faktor kontribusi terhadap insiden-insiden tragis semacam ini.

Adventures Unlimited menegaskan komitmen mereka terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam pernyataan tersebut. Mereka berharap masyarakat dapat memahami semangat petualangan yang mendorong pendaki untuk menaklukkan tantangan ekstrem seperti Gunung Kilimanjaro, meskipun risiko yang melekat.

Pada bulan Mei sebelumnya, Singapura telah kehilangan seorang pendaki lainnya, Shrinivas Sainis Dattatraya, yang hilang setelah mencapai puncak Gunung Everest akibat penyakit ketinggian yang parah. Tim penyelamat tidak berhasil menemukannya kembali.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews