Dialog Terbuka di Kepri yang Dihadiri Komisi IV DPRD Kepri Mengangkat Tema Kebudayaan dan Identitas

Dialog Terbuka di Kepri yang Dihadiri Komisi IV DPRD Kepri Mengangkat Tema Kebudayaan dan Identitas

Komisi IV DPRD Kepri saat menghadiri kegiatan dialog budaya dan identitas (Foto: DPRD Kepri)

Tanjungpinang, Batamnews - Anggota Komisi IV DPRD Kepri, Uba Ingan Sigalingging, Sirajudin Nur, dan Hanafi Ekra menghadiri Dialog Terbuka dengan tema "Kebudayaan dan Identitas" yang diselenggarakan oleh LSM Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak). Acara tersebut berlangsung di Bandoeng Resto, Batam Center, Batam, dan dihadiri oleh ratusan peserta, termasuk Guru Besar Universitas Riau (Unri) yang juga seorang budayawan Melayu, Prof Dr Yusmar Yusuf.

Dalam dialog yang berlangsung pada Kamis malam tersebut, moderator Pieter P Pureklolong berhasil menciptakan suasana dialog yang menarik. Anggota Komisi IV DPRD Kepri, Sirajudin Nur, menyampaikan sambutan di awal acara dan menegaskan bahwa dialog semacam ini seharusnya sering diadakan untuk meningkatkan wawasan masyarakat, dan tidak hanya berfokus pada acara-acara seremonial semata.

Baca juga : Rapat Paripurna DPRD Kepulauan Riau Bahas Rancangan Perda LPP APBD 2022 dalam Masa Sidang Ke-2 Tahun Anggaran 2023

Kadis Kebudayaan Kepri, Juramadi Esram, yang juga hadir dalam dialog, mendorong pentingnya mempertahankan tema-tema kebudayaan agar tidak terlupakan dalam era masyarakat modern. Juramadi mewakili Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, yang meminta maaf karena tidak bisa hadir dalam acara tersebut.

Prof Dr Yusmar Yusuf selaku narasumber menjelaskan secara detail tentang budaya dan identitas, terutama dalam konteks menjelang Pemilu 2024. Menurut Prof Yusmar, politik identitas adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, tetapi politisasi identitas harus dihindari. Ia menegaskan bahwa setiap individu di Tanah Air, termasuk di Kepri, memiliki hak untuk mengembangkan budaya mereka sendiri tanpa mempolitisasi identitas.

Prof Yusmar juga menyatakan bahwa politik sebenarnya adalah hal yang indah, sebuah ilmu bergaul dan merangkul, dan dunia ini terbentuk dari politik. Namun, ia kembali mengingatkan bahwa identitas tidak boleh dipolitisasi. Meskipun politik identitas diperlukan, identitas itu sendiri adalah hal yang harus dijaga dengan bijaksana.

Baca juga : Fokus Koordinasi: Kunker Komisi I DPRD Kepulauan Riau dan KPU Bintan untuk Pemilu Serentak 2024

Ketua LSM Gebrak, Agung Agung Widjaja, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua tamu yang hadir dalam dialog tersebut. Dia berharap dialog tersebut dapat memberikan pencerahan dan membangun perspektif demokrasi yang sehat menjelang tahun politik 2024.

Terlebih lagi, dalam suasana politik yang semakin dekat dengan pemilihan umum, istilah politik identitas menjadi sangat familiar dan menjadi perhatian banyak orang. Banyak yang menganggap bahwa praktik politik identitas dewasa ini sangat mengkhawatirkan dan berpotensi merusak persatuan nasional jika tidak dijalankan dengan bijaksana.

Dialog "Kebudayaan dan Identitas" ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berdiskusi dan bertukar pandangan tentang isu-isu yang berkaitan dengan kebudayaan dan identitas di tengah-tengah masyarakat yang semakin maju dan beragam di Provinsi Kepulauan Riau. Semoga hasil dari dialog ini dapat memberikan sumbangan positif dalam memperkuat kerukunan dan persatuan di masyarakat.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews