Jelang Harsiarnas 2023: Kadiskominfo Kepri Sampaikan Pentingnya Penyiaran di Perbatasan

Jelang Harsiarnas 2023: Kadiskominfo Kepri Sampaikan Pentingnya Penyiaran di Perbatasan

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepri, Hasan, S.Sos, menghadiri talkshow pagi bersama RRI Tanjungpinang pada tanggal 13 Juli.

Kepri, Batamnews - Jelang kick-off Hari Penyiaran Nasional Tahun 2023 dan Rakornas KPI yang diselenggarakan di Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepri dan Komisi Penyiaran Darah (KPID) Provinsi Kepri terus menggaungkan tema "Dari Perbatasan Bangun Siaran Ramah, Bermartabat, dan Berbudaya".

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepri, Hasan, S.Sos, secara khusus menghadiri talkshow pagi bersama RRI Tanjungpinang pada tanggal 13 Juli. Tujuan talkshow ini adalah untuk mensosialisasikan pentingnya penyiaran di daerah perbatasan dan kesiapan Provinsi Kepri dalam mengadakan Hari Penyiaran Nasional Tahun 2023. Acara yang dipandu oleh Apriyani sebagai host ini juga menghadirkan Komisioner KPI Pusat, Mimah Susanti, dan Komisioner KPID Provinsi Kepri, Tito Suwandy.

Penyiaran di daerah perbatasan memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan nasional di wilayah tersebut. Adanya siaran lokal maupun nasional di daerah perbatasan akan mendorong rasa nasionalisme masyarakat di perbatasan serta kecintaan mereka terhadap negara.

Hasan menyebutkan bahwa salah satu alasan utama pemerintah Indonesia mendorong penggantian sistem penyiaran analog dengan televisi digital melalui program ASO (Analog Switch Off) adalah untuk daerah-daerah seperti perbatasan, terdepan, terpencil, dan tertinggal. Tujuannya adalah agar masyarakat yang tinggal di perbatasan mudah mengakses siaran domestik, sehingga ketahanan nasional di wilayah tersebut dapat terjaga.

Baca juga: Dinas Pendidikan Kepri Siapkan Solusi untuk Sekolah di Batam yang Belum Memenuhi Kuota Siswa

"Dengan kehadiran televisi digital, diharapkan arus informasi dari sumber-sumber kredibel dapat diverifikasi, dan informasi serta layanan pemerintah untuk masyarakat dapat tersampaikan dengan baik, sekaligus menyeimbangkan arus informasi dari berbagai media," ujar Hasan.

Hasan juga menekankan bahwa penyiaran di daerah perbatasan memiliki peran yang sangat strategis. Oleh karena itu, perlu ada penanganan yang serius dan holistik terhadap penyiaran di kawasan perbatasan untuk menciptakan keamanan di wilayah perbatasan negara.

"Siaran merupakan sarana informasi khususnya bagi publik untuk memahami segala informasi yang ada. Keberadaan Komisi Penyiaran Indonesia menjadi leading sector dalam hal ini. Inovasi dari KPI dapat memberikan suasana penyiaran yang menyeluruh dan mudah dijangkau," kata Hasan.

Mimah Susanti menyampaikan bahwa daerah perbatasan seharusnya menjadi perhatian pemerintah pusat dalam hal keterjangkauan siaran. Itulah salah satu alasan utama mengapa Provinsi Kepri dipilih sebagai tuan rumah Hari Penyiaran Nasional Tahun 2023. Dengan demikian, peringatan Hari Penyiaran Nasional dan Rapat Koordinasi Nasional KPI diharapkan dapat menghasilkan gagasan dan kebijakan baru untuk memastikan daerah perbatasan mendapatkan penyiaran nasional.

Baca juga: Pemerintah Kabupaten Bintan dan KEK Galang Batang Bersinergi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Lapangan Kerja

Setidaknya ada tiga nilai strategis dari kehadiran penyiaran digital di daerah perbatasan negara. Pertama, dari perspektif keamanan dan kedaulatan negara. Kedua, pengukuhan nilai-nilai dan wawasan kebangsaan. Ketiga, peningkatan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia.

"Kami ingin teman-teman KPI dan pemerintah pusat datang ke Kepri untuk melihat situasi penyiaran di perbatasan seperti apa. Hal ini akan membantu kita membangun citra yang positif untuk penyiaran di wilayah ini," kata Mimah Susanti.

Tito Suwandy juga sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Mimah Susanti. Ia menyebutkan bahwa persoalan keterbatasan penyiaran di Kepri tidak hanya meliputi Natuna dan Anambas yang memang berada di perbatasan. Namun, daerah seperti Batam yang telah maju juga masih terdapat beberapa pulau yang belum mendapatkan penyiaran dari Indonesia.

"Jika kita periksa sekarang, pulau-pulau hinterland di Batam seperti pulau Kasu masih kesulitan mendapatkan siaran Indonesia. Ini menjadi tantangan kita, jangan sampai ketiadaan siaran nasional justru menggerus rasa nasionalisme mereka," kata Tito.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews