Eksplorasi Rasa Ketakutan dalam "Fibonacci Puisi: Ketakutan Menghadapi yang Tidak Pasti"

Eksplorasi Rasa Ketakutan dalam "Fibonacci Puisi: Ketakutan Menghadapi yang Tidak Pasti"

Batam, Batamnews.co.id - Puisi bisa menjadi ekspresi mendalam dari emosi dan pengalaman manusia. Dalam "Fibonacci Puisi: Ketakutan Menghadapi yang Tidak Pasti", penulis Bambang Syairudin mengungkapkan kegelisahan dan rasa takut yang sering kali kita rasakan saat menghadapi ketidakpastian dalam hidup.

Puisi ini, yang pertama kali dipublikasikan di Kompasiana.com, adalah bagian dari serangkaian sembilan puisi dengan tema Ketakutan.

Bambang Syairudin, dengan sentuhan kreatifnya, mengemas tema ini dalam struktur puisi yang unik, yakni dengan menerapkan deret bilangan Fibonacci pada jumlah suku kata di setiap baris.

Fibonacci adalah deret matematis di mana setiap angka merupakan jumlah dari dua angka sebelumnya. Dalam hal ini, Bambang menggunakan urutan 13, 8, 5, 3 untuk jumlah suku kata dalam setiap barisnya.

Pada awalnya, penulis mengungkapkan bahwa ketakutan terhadap ketidakpastian adalah sesuatu yang wajar dan dapat dipahami.

Namun, ia juga memperingatkan bahwa jika ketakutan tersebut berlarut-larut dan dibiarkan mengendalikan kehidupan kita, maka itu tidak sehat dan sebaiknya tidak dibiarkan.

Sajak ketiga puisi ini memberikan pesan penting bahwa menghadapi ketidakpastian adalah dengan memegang teguh pada apa yang kita yakin dan memiliki kepastian di dalamnya.

Mungkin ini bisa diinterpretasikan sebagai pegangan atau keyakinan pribadi, nilai-nilai, atau hal lainnya yang memberi kita kepastian dalam hidup.

Sebagai bagian dari serangkaian sembilan puisi tentang Ketakutan, "Fibonacci Puisi: Ketakutan Menghadapi yang Tidak Pasti" memberikan refleksi mendalam tentang bagaimana kita bisa mengatasi ketakutan dan ketidakpastian dalam hidup.

Dengan struktur Fibonacci yang unik, puisi ini juga menunjukkan bagaimana seni dan matematika dapat bersatu untuk menciptakan karya yang menarik dan bermakna.

Seperti ditekankan oleh Kompasiana.com, konten ini merupakan tanggung jawab dari penulisnya sendiri dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski demikian, melalui platform blog ini, penulis seperti Bambang Syairudin dapat berbagi pandangan dan perasaannya kepada publik, membantu kita semua untuk lebih memahami dan mungkin mengatasi rasa ketakutan kita sendiri.

Untuk membaca puisi aslinya, Anda dapat mengunjungi tautan ini.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews