Muzamil Baharudin Siap Maju dalam Pilkada Meranti: Rubah Kabupaten Jadi Lebih Baik

Muzamil Baharudin Siap Maju dalam Pilkada Meranti: Rubah Kabupaten Jadi Lebih Baik

Muzamil Baharudin saat menjalin silaturahmi bersama masyarakat Meranti yang ada di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Kegiatan berlangsung di Tebing Laut Cafe & Resto, Tanjunguma, pada Kamis (25/5/2023) malam.

Batam, Batamnews - Sosok Muzamil Baharudin memang tak asing bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Ia kini memantapkan diri untuk maju menjadi bakal calon Bupati Meranti periode yang akan datang.

Niat itu disampaikan dia saat menjalin silaturahmi bersama masyarakat Meranti yang ada di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Kegiatan berlangsung di Tebing Laut Cafe & Resto, Tanjunguma, pada Kamis (25/5/2023) malam.

Setidaknya ada puluhan warga Meranti yang ada di Batam ikut berbaur bersama dalam acara itu. Tampak juga hadir beberapa tokoh kabupaten termuda di Riau itu, diantaranya H Suhadi; Su'er; Zulkhairil; Rudi Hasan; Syahril; Said Nahar; Natiran; mantan legislator Batam, H Zakaria; hingga politisi NasDem Kepri, Suhadi.

Baca juga: Legenda Pulau Dedap Durhaka, Kisah `Malin Kundang` di Meranti

Dalam penyampaiannya, Muzamil meminta restu kepada seluruh masyarakat Meranti di Batam, khususnya para karib kerabat hingga para orang tua, terkait azam dirinya maju pada Pilkada 2024 mendatang.

"Melihat gejolak di kampung halaman memang cukup berat, bahkan sangat berat. Berangkat dari situ, saya berniat untuk membenahi Meranti menjadi kabupaten yang kembali bermarwah dan lebih baik," ujarnya.

Muzamil juga menjelaskan beberapa hal yang menjadi gejolak di Meranti. Mulai dari masalah ekonomi, pemerintahan sampai sosial.

"Saya sudah sampaikan secara umum bahwa kursi Meranti 2024 bukan lagi kursi yang empuk, bukan lagi tempat yang nyaman. Banyak sekali persoalan di Meranti saat ini. Kita mendapat predikat terluar, terbelakang, termiskin. Secara pendidikan, angkanya juga sangat rendah," kata legislator Meranti itu.

 

Persoalan sosial masyarakat di Meranti, lanjutnya, yang paling perlu segera penanganan adalah masalah lapangan pekerjaan. Pekerja honorer sempat diberhentikan semasa Covid-19 masih melanda semakin memperburuk keadaan perekonomian.

"Tak sedikit juga masyarakat kita yang bertumpu pada pekerjaan di negeri jiran, bahkan sampai saat ini menjadi penopang perekonomian," kata Muzamil.

Dia mengaku, bahwa Meranti berbeda dengan Batam yang notabene merupakan kota industri. Di Meranti, kata dia, tidak ada pabrik atau perusahaan besar yang menjadi salah satu penopang ekonomi rakyat. Bahkan, daerah tersebut masih 70 persen bergantung pada APBD.

"Saya ingin menyampaikan pada kawan-kawan yang merupakan bagian dari pemekaran yang hadir di sini untuk tau dan mengingat kembali ruh dari pemekaran Kabupaten Meranti," katanya.

Disebutkan Muzamil, ada tiga cita-cita pemekaran Meranti yang hari ini ruhnya itu sudah mati. Diantaranya ialah pelayanan, perlindungan dan kesejahteraan.

"Cita-cita pemekaran pertama itu melayani, karena jarak tempuh sebelumnya (Kabupaten Bengkalis) sangat jauh. Kedua, melindungi, berapa banyak pabrik sagu dan panglong arang yang merusak lingkungan tapi penggantinya saat ini tidak ada, sebab jika itu ditutup maka tak sedikit masyarakat yang bekerja di sana menganggur. Local wisdom ini belum ada penggantinya. Dan yang terakhir ialah kesejahteraan masyarakat," bebernya.

Baginya, itulah upaya yang harus digesa bersama. Termasuk juga bersama-sama dalam mengemas Meranti menjadi lebih baik ke depan.

"Tahun ini kita baru 14 tahun. Ini harus cepat, harus berlari kita merubah itu. Kalau diizinkan saya akan mencoba memperbaiki keadaan," pungkas Muzamil.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews