Cakrawala Baru Batam: Pengembangan Kawasan Rempang Siap Saingi Singapura

Cakrawala Baru Batam: Pengembangan Kawasan Rempang Siap Saingi Singapura

Marina Bay Sands cakrawala Singapura yang kerap terlhat dari Pulau Batam. (Foto; Ist)

Batam, Batamnews - Badan Pengusahaan (BP) Batam dan PT Makmur Elok Graha (MEG) meluncurkan Program Pengembangan Kawasan Rempang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam, sebuah megaproyek yang direncanakan sejak 2004.

Setelah penandatanganan perjanjian pengembangan kawasan seluas 17.000 hektare 18 tahun lalu, progres yang signifikan akhirnya tercapai dalam upaya untuk mengubah wajah Batam dan bersaing dengan Singapura. 

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa berbagai permasalahan dokumen terkait pengembangan kawasan Rempang telah terselesaikan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan SK perubahan kawasan hutan seluas 7.560 hektare, sementara Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) menetapkan SK Hak Pengelolaan Lahan (HPL) secara bertahap.

Airlangga Hartarto berharap bahwa ekonomi di Kawasan Rempang akan berkembang pesat, mengubah cakrawala di Singapura dan Batam. "Diharapkan kawasan ini bisa mengubah cakrawala di Singapura dan Batam. Kalau kita di Batam yang menyala adalah Singapura, kalau kita di Singapura, yang menyala adalah Batam," ujarnya.

PT MEG berkomitmen untuk menginvestasikan Rp 381 triliun di kawasan Rempang, dengan tujuan menciptakan lapangan pekerjaan bagi 306 ribu orang. Pengusaha Tomy Winata, yang diundang dalam acara peluncuran, juga dikabarkan akan menggarap investasi bernilai triliunan di kawasan Rempang-Galang. Proses relokasi penduduk dari lokasi tersebut tengah berlangsung.

Baca juga: Akhirnya Tomy Winata Garap 17.000 Hektare Lahan di Rempang-Galang Batam

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, menyatakan bahwa perjanjian pengembangan kawasan Rempang akan berlangsung selama 80 tahun. Target investasi pada tahap pertama hingga tahun 2040 mencapai Rp 29 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 186 ribu orang. Industri yang menjadi fokus meliputi manufaktur, logistik, pariwisata, MICE, perdagangan, dan jasa.

Selain itu, BP Batam telah menetapkan development plan atau estate regulation dan besaran tarif lahan. PT MEG juga telah menyiapkan pelaksanaan investasi di Rempang, yang melibatkan investasi dari swasta dan kerja sama pihak lainnya.

Baca juga: Nilai Investasi Taipan Tomy Winata di Batam Capai Rp 29 Triliun di Tahap Pertama

Dengan diresmikannya Program Pengembangan Kawasan Rempang KPBPB Batam, diharapkan akan membuka peluang baru bagi investasi dan pembangunan di kawasan Batam. Selain menciptakan lapangan pekerjaan, proyek ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memperluas konektivitas infrastruktur, dan memperkuat sektor pariwisata di kawasan tersebut.

Halaman selanjutnya...

 

Sebagai bagian dari pengembangan Kawasan Rempang, pemerintah dan investor berencana membangun infrastruktur pendukung yang modern dan ramah lingkungan. Pembangunan ini mencakup fasilitas transportasi umum yang efisien, jaringan konektivitas digital, serta fasilitas publik yang memadai, seperti pusat perbelanjaan, taman, dan fasilitas olahraga.

Selain itu, pemerintah dan investor akan bekerja sama dengan universitas dan lembaga pendidikan lainnya untuk mengembangkan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang mumpuni. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat lokal memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja di berbagai sektor industri yang akan tumbuh pesat di Kawasan Rempang.

Pengembangan Kawasan Rempang juga diharapkan dapat menarik investor asing dan perusahaan multinasional untuk berinvestasi dan membuka kantor cabang di Batam. Dengan demikian, ini akan meningkatkan investasi asing langsung dan memperluas jaringan bisnis internasional Batam, sehingga memperkuat posisi kota ini sebagai pusat ekonomi dan bisnis yang kompetitif di kawasan Asia Tenggara.

Pemerintah Batam juga berkomitmen untuk mempromosikan keberlanjutan lingkungan dalam pengembangan Kawasan Rempang. Proyek-proyek infrastruktur akan dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan, dan upaya konservasi serta pengelolaan sumber daya alam akan diintegrasikan dalam rencana pengembangan kawasan.

Melalui pengembangan Kawasan Rempang, diharapkan Batam dapat menghadirkan pusat ekonomi baru yang inklusif, berkelanjutan, dan inovatif, yang mampu bersaing dengan Singapura dan kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara. Dengan dukungan pemerintah, investor, dan masyarakat, masa depan Batam bersinar terang dan siap menghadapi tantangan global.

 

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews