Singapura Impor Telur dari Indonesia untuk Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri

Singapura Impor Telur dari Indonesia untuk Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri

Ilustrasi telur. (Foto: dok. Batamnews)

Singapura - Badan Pangan Singapura (SFA) menyetujui Indonesia  sebagai negara penghasil telur terbaru yang diekspor ke negara tersebut untuk memenuhi permintaan dalam negeri.

Dalam sebuah posting di Facebook, SFA menyatakan, "Kami terus berupaya mendiversifikasi sumber pasokan telur kami dan telah menyetujui Indonesia sebagai negara penghasil telur ayam baru yang akan diekspor ke Singapura."

Dengan Indonesia sebagai tambahan, jumlah negara dan wilayah yang diakui sebagai penghasil telur ayam yang dapat diekspor ke Singapura sekarang menjadi 18, meningkat dari 12 pada tahun 2019.

Pada bulan Desember, Singapura juga menyetujui impor telur ayam dari Brunei.

Namun, SFA menambahkan bahwa Singapura masih dapat mengalami fluktuasi pasokan dari waktu ke waktu, "karena berbagai faktor seperti wabah penyakit dan gangguan pasokan".

"Misalnya, beberapa negara baru-baru ini mengalami wabah flu burung, yang mempengaruhi produksi unggas dan telur mereka," kata SFA dikutip dari Channel News Asia.

Baca: Singapura Buka Sistem Penyimpanan Energi Terbesar se-Asia Tenggara di Pulau Jurong

SFA juga mendorong industri makanan untuk melakukan diversifikasi dan impor dari berbagai sumber sebagai bagian dari rencana kesinambungan bisnis untuk meningkatkan ketahanan pangan Singapura.

Sebagai konsumen, kita juga dapat memainkan peran dengan bersikap fleksibel dalam memilih makanan jika terjadi gangguan pasokan," kata SFA.

"Menerima sumber makanan baru seperti telur dari Indonesia juga merupakan langkah penting dalam membangun ketahanan pangan Singapura, memastikan bahwa kita akan selalu memiliki pasokan yang cukup," tambahnya.

Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Grace Fu juga menambahkan dalam posting di Facebook bahwa sementara Singapura terus memperkuat ketahanan pangan, "kita juga menyadari bahwa tidak ada negara yang dapat terhindar dari ketidakpastian pasokan pangan global".

Dia mengutip kekurangan telur di seluruh dunia akibat flu burung, masalah rantai pasokan, dan meningkatnya biaya pakan ayam sebagai contoh.

"Saya mendorong warga Singapura untuk berhati-hati terhadap potensi gangguan dan bersikap fleksibel dalam memilih makanan dan bahan serta dapat beradaptasi dengan sumber makanan baru," ujarnya.

Saat ini, sekitar 70 persen dari pasokan telur di Singapura berasal dari impor.

SFA mengatakan pada bulan Desember bahwa pengembangan peternakan telur keempat di Singapura akan semakin memperkuat ketahanan pasokan telur lokal negara tersebut.

Setelah beroperasi penuh, peternakan telur lokal Singapura akan memenuhi sekitar 50 persen permintaan telur negara tersebut.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews