Ngabuburit Sambil Berburu Barang Branded Seken di Batam Terancam Punah

Ngabuburit Sambil Berburu Barang Branded Seken di Batam Terancam Punah

Suasana jual beli pakaian seken di Taras, Batam. (Foto: juna/Batamnews)

Batam, Batamnews - Nuansa Ramadan di Kota Batam, Kepulauan, memang agak berbeda dari kota lainnya. Namun, tradisi berburu barang bekas yang merupakan kegiatan populer di Batam terancam dengan kebijakan pemerintah tentang larangan impor pakaian bekas. 

Pedagang barang seken di Batam merasa terancam dengan kebijakan ini dan keberadaan barang seken pun terancam hilang.

Salah seorang penggemar barang seken branded, Afriyandi Sitompul, turut kecewa dengan kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah pusat itu. Dia meminta agar pemerintah mengkaji ulang aspek-aspek larangan impor tersebut. 

Baca juga: 'Pedang Bermata Dua' Larangan Impor Pakaian Bekas, Pakar pun Berbeda Pandangan

Afriyandi menambahkan bahwa kebijakan ini akan berdampak pada pedagang kecil yang bergantung pada penjualan barang seken untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Tidak hanya bagi pedagang, penggemar barang seken di Batam juga merasa kecewa dengan kebijakan ini. Barang seken memiliki kualitas yang baik dan harga yang terjangkau bagi seluruh masyarakat, dan menjadi tren di kalangan remaja untuk berburu barang seken branded atau lebih dikenal dengan istilah thrifting. Keputusan larangan impor pakaian bekas akan mengganggu tren ini.

Kanda, salah satu penggemar barang seken branded di Batam, menambahkan bahwa barang seken juga memberikan manfaat bagi orang-orang yang tidak mampu membeli pakaian baru. Dia berharap pemerintah dapat melihat kepentingan pedagang kelas bawah dan penggemar barang seken di Batam, dan mengkaji ulang kebijakan larangan impor pakaian bekas.

Baca juga: Jerit Pedagang di Sumbar Imbas Pelarangan Impor Pakaian Bekas

"Berharap kebijakan pemerintah terkait impor barang seken yang masuk ke Indonesia, khususnya di Batam, perlu dikaji ulang kembali. Karena ini berdampak tentang hajat hidup banyak orang," ujarnya saat ditemui, Kamis (23/3/2023).

Terutama kepada pedagang-pedagang kecil yang sudah lama menekuni jualan barang barang seken tersebut. Kata dia, para pedagang itu berjualan hanya untuk menafkahi keluarga.

"Mereka itu cuma untuk menafkahi keluarga dan membiayai sekolah anak-anak mereka. Saya sudah sering berinteraksi dengan para pedagang barang seken itu," katanya.

 

Tidak bisa dipungkirinya, barang seken punya kualitas yang bagus dan dengan harga terjangkau untuk seluruh masyarakat. 

"Ini, kan, selain harganya terjangkau dan kualitasnya pun bagus, barang-barang seken di tempat kita memang sudah dari dulu terkenal di daerah lain. Apalagi sekarang sudah menjadi tren dikalangan remaja untuk berburu barang seken branded atau lebih dikenal dengan istilah thrifting," ujar Kanda.

Dia kembali berharap ke pemerintah untuk serius melihat ke kalangan pedagang kelas bawah yang notabene benar-benar untuk kelangsungan hidup. Selain itu juga penikmat barang seken branded di Batam juga bakal kecewa jika kebijakan yang dimaksud bakal diberlakukan. 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews