Waspada, Rokok Jadi Faktor Utama Kanker Paru-paru Pada Laki-laki di Indonesia

Waspada, Rokok Jadi Faktor Utama Kanker Paru-paru Pada Laki-laki di Indonesia

Ilustrasi terpapar kanker paru-paru akibat merokok. (Foto: shutterstock)

Batam, Batamnews - Kanker paru-paru menjadi masalah besar dunia kesehatan saat ini. Berdasarkan keterangan dr. M. Yadi Permana, SpB(K)Onk, Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), kanker paru-paru menjadi jenis kanker terbanyak yang dialami oleh laki-laki, dengan angka sebesar 14,1 persen.

Menurut dr. Yadi, banyaknya generasi muda yang merokok di usia dini meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru karena paparan zat karsinogen yang banyak.

“Untuk kanker paru-paru, rokok tetap menjadi masalah, trigger utama kanker paru-paru itu ya rokok,” ucap dia dalam Media Briefing bersama PB IDI, Kamis (2/2/2023).

Perokok pasif juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker paru-paru. Oleh karena itu, dr. Yadi menekankan pentingnya bapak-bapak untuk tidak merokok di depan istri atau anak. Paparan zat karsinogen pada anak sejak kecil dapat memperbesar risiko kanker paru-paru saat mereka dewasa dan menjadi perokok aktif.

“Usia merokok anak zaman now mudah terpapar dari karsinogen, jadi lama gitu paparannya dan itu bisa sebabkan kanker. Meski ada yang bilang udah merokok tapi enggak kena kanker, tapi tidak bisa dipungkiri mereka yang terkena kanker, faktornya karena rokok,” ujarnya.

Karena itu, dr. Yadi mengatakan bahwa saat ini banyak pasien kanker paru-paru yang berusia di bawah 40 tahun. Paparan zat karsinogen sejak kecil dan menjadi perokok aktif memperbesar risiko terkena kanker paru-paru. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperingatkan orang tua dan generasi muda tentang bahaya rokok dan paparan zat karsinogen.

“Bicara rokok yang sebabkan kanker ini bisa pasif atau aktif. Yang pasif juga iya, penelitian menyebutkan perokok pasif lebih tinggi. Tapi sama-sama jadi risiko. Ini perhatian jadi bapak-bapak, jangan merokok di istri atau anak. Apalagi, paparan anak kan lebih muda ya, terus ketika beranjak dewasa melanjutkan merokok, paparan zat karsinogennya lebih lama,” jelas dr. Yadi.


 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews