Surat Cinta Berusia 2.500 Tahun Diungkap ke Publik, Isinya Sungguh Emosional

Surat Cinta Berusia 2.500 Tahun Diungkap ke Publik, Isinya Sungguh Emosional

Surat Cinta Berusia 2.500 Tahun Diungkap ke Publik, Isinya Sungguh Emosional tulisan yunani kuno terukir di batu. (ROMAN ODINTSOV/Pexels)

Batam - Kota Iznik di sebelah barat laut Turki memang tidak seterkenal Istanbul, tapi kota ini tidak kalah punya sejarah yang cukup panjang dan menarik.

 

Iznik pernah dikuasai oleh para pengikut Raja Aleksander Agung dan menjadi salah satu pusat kota di masa Kerajaan Romawi. Setelah peletakan batu pertama dua tahun lalu, Museum Arkeologi Iznik akhirnya resmi dibuka belum lama ini dan memamerkan berbagai macam artefak dengan sejarah 5.000 tahun.

Laman Arkeonews melaporkan, salah satu artefak yang menarik perhatian turis lokal dan mancanegara adalah sarkofagus atau peti mati dari Antigonus I, salah satu panglima Raja Aleksander Agung.

Baca juga: Kisah Messalina, Ratu Romawi Tercabul Tidur dengan 25 Pria Dalam 24 Jam

Di peti mati Antigonus I itu terukir surat cinta berusia 2.500 tahun yang mengungkap kesedihan atas kematian Antigonus I.

"Aku, si Arete yang berduka, berteriak sekuat tenaga dengan segenap jiwa dan raga dari makam Antigonos. Kujambak rambutku dari kepedihan dan menangis sekeras-kerasnya. Kemalangan ini, kematian ini, membuatku terhanyut sampai merelakan sosok amat berharga ini," demikian tertulis pada sarkofagus itu.

Tidak diketahui siapakah sosok "Arete" yang yang dimaksud. Tapi Arete itu bukanlah nama sebenarnya, melainkan konsep Yunani Kuno yang menggambarkan keadaan "luar biasa", tergantung konteks apa atau siapa yang dimaksud. Bisa jadi Arete merujuk pada sikap kebajikan,

Tapi siapa pun yang menuliskannya, surat cinta itu sungguh emosional, rasa duka penuh kepedihan atas hilangnya sosok yang amat penting. Dari kalimat di surat itu tergambarkan betapa getir apa yang dialami seseorang setelah kematian Antigonos.

Baca juga: Peserta Kursus Pengamanan Stadion Dikenalkan Beragam Situasi dan Cara Mengatasi

Antigonos I Monopththalmus (atau disebut Antigonos I) adalah bangsawan dan pejuang yang mengabdi pada Raja Phulip II dan putranya Aleksander Agung. Di masa hidupnya dia menjadi komandan lapangan pasukan Yunani dan kemudian ditunjuk menjadi gubernur Phrygia. Antigonos punya peran penting bagi penaklukan Kerajaan Persia oleh Aleksander Agung. Pasukannya memenangkan sejumlah peperangan melawan pasukan Persia di Phrygia.

Pada 323 sebelum Masehi, Alkesander Agung wafat dan mewariskan wilayah kekuasaan yang cukup luas. Pada saat dia wafat Kerajaan Makedonia mempunyai luas kekuasaan sampai 517 kilometer persegi yang membentang di tiga benua. Tak lama kemudian kerajaannya terbagi menjadi tiga bagian dan Antigonos menjadi Raja Phrygia, Pamphylia, dan Lycia (wilayah yang kini adalah Turki).

Antigonos kemudian mendirikan Kerajaan Antigonid lalu dia bersama putranya berperang melawan raja lain dari wilayah yang ditinggalkan Aleksander Agung. Pada 301 sebelum masehi, Antigonos si pejuang bermata satu yang berusia 80 tahun ketika itu tewas ketika berperang dalam Pertempuran Ipsus. Dinasti Antigonid masih bertahan hingga 20 tahun setelah kematiannya.

Mungkin saja surat cinta yang terukir di peti matinya berasal dari istrinya Stratonice, meski tidak ada bukti yang bisa menguatkan teori itu.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews