BKSDA Catat Ada 15 Kasus Konflik Satwa dan Manusia di Batam dalam Setahun Terakhir

BKSDA Catat Ada 15 Kasus Konflik Satwa dan Manusia di Batam dalam Setahun Terakhir

Seekor monyet menyatroni sejumlah perumahan di kawasan Dotamana, Batam Kota. (Foto: ist/batamnews)

Batam, Batamnews - Sejumlah kasus konflik satwa dengan manusia ditemukan di Batam, Kepulauan Riau dalam beberapa waktu belakangan.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Batam menyatakan telah menangani 15 kejadian interaksi negatif antara manusia dengan monyet ekor panjang di Kota Batam. 

Sebanyak 15 kejadian ini berlangsung sepanjang tahun 2022 hingga awal Januari 2023. 

Baca: Serang dan Lukai Warga, Monyet Berbaju Hitam di Batam Center Mati Ditembak

Kepala Seksi BKSDA wilayah II Batam, Decky Indra Prasetya mengatakan sebagian besar kejadian yang ditangani tersebut berada di kawasan permukiman, terutama permukiman yang berbatasan dengan kawasan hutan atau permukiman yang sebelumnya merupakan kawasan hutan. 

“Dan ada 2 kasus yang kami tangani karena manusia yang memelihara monyet ekor panjang secara ilegal,” ujarnya, Sabtu (14/1/2023). 

Adapun permukiman yang terjadi interaksi negatif antara monyet ekor panjang dengan manusia berada di wilayah Nongsa, Batam Centre dan Tiban, seperti di Perumahan Citramas Indah, Kantor Polda Kepri, Bandara Hang Nadim, PT Ecogreen Oleochemical, Baloi Indah, dan Tiban Housing.

Baca: Ulah Monyet Nakal Bikin Listrik di Bintan Padam

Dari interaksi negatif yang ditangani oleh BKSDA wilayah Batam, jumlah monyet yang berinteraksi negatif dengan manusia sebanyak 54 ekor, dan sebanyak 40 ekor diantaranya berhasil direlokasi. 

“Sisanya monyet tersebut melarikan diri ke kawasan hutan terdekatnya,” kata dia. 

Pihaknya juga menyimpulkan penyebab monyet ekor panjang yang mendekati permukiman, di antaranya karena perubahan habitat yang masif, pembukaan kawasan berhutan menjadi terbuka tanpa memperhatikan kondisi ekosistem yang sudah terbentuk pada lokasi tersebut. 

“Keberadaan satwa tidak diperhatikan,” katanya. 

Baca: Seekor Monyet Berbaju Hitam Keliaran Resahkan Warga Perumahan di Batam

Selanjutnya karena keterbatasan habitat pakan di alam, terutama pada kawasan yang berubah dari hutan menjadi kawasan terbuka. Hal ini membuat monyet terkurung atau terenclave pada lokasi tersebut. 

Selain itu, kebiasaan manusia yang memberikan pakan kepada monyet baik langsung atau tidak. Seperti kondisi tempat pembuangan sampah yang tidak tertutup, tanaman buah-buahan yang berbeda di permukiman dan manusia yang sengaja memelihara monyet. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews