Batam - Tak lama setelah video syur kebaya merah bikin heboh, kini media sosial dihebohkan oleh video wanita berkebaya hijau melakukan adegan syur. Dalam video terbaru tersebut, wajah pelaku terpampang tanpa sensor sehingga kini fotonya tersebar di media sosial.

Video syur satu ini bukan yang pertama bikin geger warganet. Padahal diketahui, kebiasaan banyak menonton video dan konten pornografi bisa memicu banyak dampak negatif pada psikis dan fisik. Salah satunya, yakni risiko gangguan atau disfungsi ereksi.

Perhimpunan Andrologi dan Pengobatan Seksual di Italia menegaskan, kebiasaan menonton video porno berisiko besar memicu disfungsi ereksi. Pasalnya, orang yang terlalu banyak menonton pornografi umumnya mengalami penurunan libido sehingga tidak mampu ereksi.

Baca juga: Ciri Kepribadian Ganda, Diduga Dialami Pemeran Video Mesum Kebaya Merah

"Karena pornografi yang tersedia di Internet, kami mengetahui bahwa jenis disfungsi seksual ini adalah entitas nyata," ungkap ketua departemen urologi dan kepala bedah robotik di Rumah Sakit Lenox Hill di New York, David B. Samadi, dikutip dari Everyday Health, Kamis (22/12/2022).

"Ini adalah masalah di otak, bukan di penis," bebernya lebih lanjut.

Apa Hubungannya Nonton Porno dengan Gangguan Ereksi?

Samadi menyoroti, pornografi di laman-laman online seringkali menunjukkan perilaku tidak wajar, menyimpang, bahkan mengandung unsur kekerasan. Terlebih, konten-konten tersebut bisa diakses secara gratis selama 24 jam.

Ia menegaskan, pornografi dapat menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis terkait aktivitas seks. Imbasnya, seseorang yang terlalu banyak menonton pornografi menjadi kesulitan menikmati aktivitas seks yang sebenarnya.

Baca juga: Tiga Fakta Kasus Kebaya Merah, Produksi Hampir 100 Video Porno

"(Orang yang terlalu banyak menonton pornografi) membutuhkan lebih banyak rangsangan. Kemudian ketika kembali ke realita ketika orang tersebut sedang bersama istri, orang tersebut mungkin tidak bisa mengalaminya (ereksi)," jelasnya.

Menurutnya, terlalu banyak pornografi akan membuat seseorang tidak peka terhadap seks. Risiko yang lebih gawat, seseorang tidak bisa terangsang sama sekali oleh hubungan seksual biasa.