Kantor Pengelola Air Batam Digeruduk Warga

Gegara Air Mampet, Warga di Tanjunguncang Rogoh Kocek Rp 60 Ribu Sehari Beli Air Tanki

Gegara Air Mampet, Warga di Tanjunguncang Rogoh Kocek Rp 60 Ribu Sehari Beli Air Tanki

Puluhan warga protes ke kantor SPAM Batam. (Foto: Reza/ Batamnews)

Batam, Batamnews - Puluhan warga ramai-ramai datang ke Kantor PT Air Batam Hilir di Batam Center, Selasa (1/11/2022) pagi. Mereka warga Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji yang protes air di lokasi mereka tak mengalir sejak dua pekan.

Zulpan, warga, mengatakan sudah dua minggu air tak mengalir ke wilayah perumahan tersebut. Warga kesusahan mendapatkan air bersih semenjak peralihan perusahaan pengelolaan air di Batam.

"Dulu waktu di kelola oleh ATB kita masih mendapatkan air bersih meskipun mengalir hanya beberapa jam, tapi sekarang sudah dua minggu air sama sekali tak mengalir," ujar Zulpan.

Menurutnya, terdapat beberapa perumahan yang terdampak mulai dari perumahan Putra Jaya, Perumahan Indomas dan Rusun Pemda. Setiap perumahan terdampak hal yang sama yakni air tak mengalir sepanjang waktu.

Bahkan, keluhan tersebut sempat dibicarakan langsung oleh perangkat kelurahan setempat ke pihak perusahaan pengelolaan air di Batam. Namun hingga saat ini tak ada solusi sehingga warga ramai-ramai mendatangi kantor pengelolaan air tersebut.

"Kita sudah komplain tapi tak direspon, kita minta supply air tanki tapi tak juga direspon," kata dia.

"Selama ini untuk kebutuhan kita setiap harinya membeli air menggunakan supply air tanki yang kualitasnya kurang menjamin, setiap warga harus mengeluarkan biaya Rp 15 ribu per drum dan dalam satu rumah kebutuhan perhari bisa mencapai 3 hingga 4 drum," tambahnya.

Artinya dalam sehari warga harus merogoh kocek Rp60 ribu untuk membeli air drum.

Sementara itu, Coorporate Komunikasi SPAM Batam, Ginda Alamsyah Lubis menyebutkan, pihaknya telah menampung semua keluhan masyarakat khususnya warga Batu Aji yang saat ini mendatangi kantor untuk keluhan air tersebut. Dalam pertemuan itu terdapat dua solusi yang akan diberikan kepada masyarakat yang terdampak.

"Kita berikan dua solusi jangka pendek dan jangka panjang, keduanya akan kita berikan demi pelayanan masyarakat," sebutnya.

Untuk solusi pelayanan jangka pendek, pengelola akan memberikan pelayanan supply water tanki kepada warga yang terdampak. Sebanyak 9 unit mobil water tanki yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setiap harinya.

Sedangkan untuk jangka panjang, pengelola akan segera membangun Instalasi Pengelolaan Air (IPA) atau Water Treatment Plant (WTP) dengan kapasitas 350 liter per detik di wilayah Mukakuning. Saat ini perencanaan tersebut dalam tahap lelang.

"Jangka pendek kita pastikan setiap rumah akan kita supply water tanki sesuai kebutuhan masyarakat. Kalau jangka panjang kita berharap masyarakat dalam bersabar menunggu karena sudah dalam tahap lelang dan diperkirakan akan selesai dalam waktu 1 hingga 2 tahun kedepan," terangnya.

Dikatakannya, semenjak dilakukannya proses peralihan, pihaknya telah melakukan perbaikan di WTP, sumber dan juga jaringan.

Untuk diketahui, saat ini pengelolaan air di Batam bukan dikelola PT Moya. 

Nama PT Air Batam Hilir kini muncul sebagai perusahaan melakukan pengelolaan pelayanan dan nama PT Air Batam Hulu yang bertugas mengelola waduk dan air tangkapan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews