Kronologi Kasus Gagal Ginjal Akut Anak di RI, Korban Meninggal Sudah 143 Orang

 Kronologi Kasus Gagal Ginjal Akut Anak di RI, Korban Meninggal Sudah 143 Orang

Ilustrasi ginjal. (Foto: Getty Images/iStockphoto/pepifoto)

Batam - Kementerian Kesehatan RI mencatat per 24 Oktober, terdapat 255 anak yang mengalami gagal ginjal akut. Sekitar 143 di antaranya meninggal dunia.

Juru bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril mengatakan kasus gagal ginjal akut pada anak mulai mengalami lonjakan di bulan Agustus lalu. Melihat hal tersebut, pihak terkait melakukan penyelidikan terkait penyebab gagal ginjal akut pada anak.

"Kasus gagal ginjal anak baru menjadi perhatian pemerintah setelah terjadi lonjakan pada bulan Agustus dengan jumlah kasus lebih dari 35 kasus. Sama halnya seperti kasus hepatitis akut yang tiba-tiba juga melonjak kasusnya walau setiap tahunnya ada," kata dr Syahril dalam konferensi pers, Selasa (25/10/202).

Baca juga: Satu Balita Gagal Ginjal di Batam Membaik, Punya Riwayat Konsumsi Obat Sirop

Sejauh ini kasus gagal ginjal akut pada anak diduga terkait dengan cemaran etilen glikol pada obat tertentu yang saat ini sudah teridentifikasi.

"Momen ini menjadi sarana kita untuk melakukan edukasi khususnya bagi yang memiliki anak hingga usia balita untuk tidak memberikan obat tanpa resep atau tanpa konsultasi kepada tenaga kesehatan" jelas dr Syahril.

Kemenkes juga merinci kronologi temuan gagal ginjal akut pada anak sebagai berikut:

10 September 2022
Kemenkes menerima laporan adanya lonjakan kasus Gangguan Ginjal Akut (GGA) / Acute Kidney Injury (AKI) di beberapa rumah sakit dan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejak Agustus 2022. Kasus dilaporkan mulai melonjak diatas 35 per bulan di Agustus.

Baca juga: Kasus Meninggal Gagal Ginjal Akut di Kepri Bertambah Jadi 6 Orang

10 September 2022
Kemenkes berkoordinasi dengan IDAI dalam sosialisasi alur deteksi dan terapi GGA

10 September - 18 Oktober 2022
Kecurigaan awal terkait dengan infeksi dan dampak post-COVID-19. Awalnya, tim terkait melakukan penelitian dengan pendekatan pathological untuk mendeteksi virus, bakteri.

Setelah penelusuran lebih jauh, ditemukan dugaan penyebabnya bukan dari unsur tersebut, namun dari senyawa toksin.

28 September 2022
Kemenkes mengeluarkan Keputusan Dirjen Yankes tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis GGA pada anak yang ditujukan kepada seluruh dinas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Selanjutnya: WHO merilis daftar obat terkontaminasi di Gambia

 

5 Oktober 2022
WHO merilis daftar obat terkontaminasi di Gambia

10 Oktober 2022
Antidotum Fomepizole dari Singapura sudah sampai dan dipakai pada pasien yang dirawat di RSCM

13 Oktober 2022
Kemenkes mengambil sampel obat yang dikonsumsi, urine, dan darah pasien di RSCM

13 Oktober 2022
Kemenkes berkolaborasi bersama BPOM dan Puslabfor POLRI melakukan pemeriksaan sampel pasien anak dan obat-obatan yang dikonsumsi di RSCM

15 Oktober 2022
BPOM mengeluarkan penjelasan sirup obat yang terkontaminasi EG dan DEG di Gambia, Afrika tidak terdaftar di Indonesia

17 - 20 Oktober 2022
Puslabfor menyampaikan hasil pemeriksaan secara bertahap pada tanggal 17 dan 20 Oktober 2022

18 Oktober 2022
Kemenkes mengeluarkan Surat Edaran untuk menghentikan penggunaan obat sirup kepada seluruh Dinas Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Organisasi Profesi Kesehatan

 

18 Oktober 2022
Melakukan penyelidikan epidemiologi dan farmakologi dengan mengambil seluruh sampel dan obat-obat pasien yang untuk diperiksa lebih lanjut. Penyelidikan epidemiologi masih berlangsung hingga kini.

20 Oktober 2022
BPOM mengeluarkan edaran perihal sirup obat yang mengandung cemaran EG dan DEG

21 Oktober 2022
Kemenkes mengumumkan daftar sementara obat yang dikonsumsi oleh pasien gagal ginjal akut.

23 Oktober 2022
Pembelian kembali antidotum dari Singapura dan dari Australia

23 Oktober 2022
BPOM mengeluarkan penjelasan perihal hasil pengawasan sirup obat yang tidak menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, gliserin/gliserol dari daftar obat yang dikonsumsi oleh pasien GGA.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews