Menkeu Beri Peringatan, PT Esun Ikut Waspadai Resesi Ekonomi

Menkeu Beri Peringatan, PT Esun Ikut Waspadai Resesi Ekonomi

Ilustrasi (Foto: detik)

Batam, Batamnews - Ekonomi dunia diprediksikan akan masuk jurang resesi di tahun 2023. Hal ini seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan sebagian besar bank sentral di dunia secara bersamaan.

Sinyal itu diberikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Banyak perusahaan yang bersiap mengencangkan ikat pinggang dan mengurangi jumlah karyawannya untuk bersiap menghadapi resesi tersebut dan bahkan tidak sedikit perusahaan yang sudah gulung tikar sebelum resesi terjadi.

Ditengah persiapan menjelang resesi tersebut, PT. Esun International Utama Indonesia, sampai saat ini masih bertahan dan memberikan sumbangsih bagi devisa negara melalui kegiatan ekspornya.

Semua dilakukan demi memperjuangkan banyak kehidupan ribuan karyawan yang bekerja di PT. Esun. Terbukti sejak Covid-19 melanda PT. Esun dapat mengantisipasinya dengan cukup baik.

BP Batam sebagai Badan Otorita yang mengatur dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam diminta juga untuk secara cepat dan antisipatif dalam perbaikan sistem Investasi dan regulasi dalam menghadapai badai resesi yang akan datang.

PT. Esun sebagai salah satu perusahaan yang berada di wilayah Free Trade Zone Batam ini, diminta juga untuk  dapat melakukan usaha secara optimal sesuai dengan semangat dibuatnya regulasi wilayah FTZ oleh pemerintah.

Oleh sebab itu kehadiran PT. Esun dapat menjadi contoh bagaimana seharusnya mengoptimalkan wilayah FTZ dan wilayah-wilayah ekonomi khusus lainnya. 

Harus dijadikan role model serta mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, karena manfaatnya untuk membantu menumbuhkan perekonomian nasional ditengah persiapan mengadapi resesi ekonomi.

Kembali ke Sri Mulyani. Sri mengingatkan, pelemahan ekonomi mulai terlihat dari ekspansi purchasing managers index (PMI) manufaktur global yang terus melambat ke 50,3 di Agustus 2022. Hal ini sekaligus menjadi level terendah dalam 26 bulan terakhir.

Tentu saja hal ini patut diwaspadai para investor asing maupun dalam negeri yang beroperasi di Indonesia (khususnya di Batam.red). Begitu pula dengan bank sentral Indonesia atau Bank Indonesia (BI) yang sudah menaikkan suku bunga acuan 75 bps dan kini berada di level 4,25 persen.

"Inilah yang sekarang sedang terjadi, yaitu kenaikan suku bunga oleh bank sentral secara cukup cepat dan ekstrem, dan itu pasti akan memukul pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.

Beberapa negara utama tercatat PMI manufakturnya mengalami kontraksi pada Agustus 2022 dibandingkan bulan sebelumnya, seperti Eropa yang kini di 49,6, lalu China di 49,5, serta Korea Selatan di 47,6.

Sementara beberapa negara lainnya mencatatkan PMI manufaktur yang melambat di Agustus 2022 dibandingkan bulan sebelumnya, seperti India yang sebesar 56,2, lalu AS dan Jepang yang masing-masing sebesar 51,5, serta Malaysia sebesar 50,3.

Sedangkan beberapa negara yang PMI manufakturnya mengalami akselerasi atau berada di level ekspansif dibandingkan bulan sebelumnya, yakni Thailand yang kini sebesar 53,7, lalu Vietnam di 52,7, serta Indonesia dan Rusia yang masing-masing di 51,7.

"Oleh karena itu, kita harus antisipasi terhadap kemungkinan kinerja perekonomian dunia yang akan mengalami perlemahan akibat inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga," kata Sri Mulyani.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews