Batam -  Batam memang penuh nostalgia. Pembangunan infrastruktur yang lumayan cepat kerap membuat sebagian warga seakan belum 'move on'.

Ya, dari berbagai hal yang dulunya ada, namun kini berubah atau bahkan tiada seiring berjalannya waktu.

Salah satunya Simpang Jam. Bagaimana tak kesohor simpang satu ini ye kan? Simpang ini adalah salah satu Highlight Way of Batam. Soalnya bisa dibilang sentralnya simpang di Batam.

Baca juga: Unik Wak, Tiga Nama Daerah di Batam yang Banyak Sebutannya 

Kenapa dulu disebut simpang jam? karena terdapat bangunan tingginya sekira dua meter, persegi empat yang setiap sisinya masing-masing dipasangi jam. Simpang ini menghubungkan: Nagoya-Jodoh, Sekupang, Batam Centre, Bandara Hang Nadim.

Simpang Jam waktu masih eksis

Tapi sadar tak wak? Simpang ini sejatinya sudah 'hilang'. 

Kekinian, nama persimpangan ini adalah Laluan Madani. Hal itu sejak dibangunnya flyover di titik ini. 

Jam 'legend' itu sempat hilang tak terlacak saat proyek pembangunan flyover. Namun tak lama akhirnya ditemukan lagi. Untungnya jam-jam itu diselamatkan kontraktor yang mengerjakan flyover, yakni PT PP (Persero) Tbk

Jam 'legend' Simpang Jam kini disimpan di Museum Raja Ali Haji

Bagi klen yang pengen tau, kini jam bersejarah itu disimpan di Museum Raja Ali Haji di Alun-alun Engku Putri Batam Center.

Baca juga: Asal Usul Teh Obeng, Minuman Khas Kota Batam yang Melegenda

Ngomong-ngomong simpang jam ni wak, ini adalah simpang yang macetnya cukup 'gila' saat jam-jam sibuk berangkat dan pulang kerja dulunya. Makanya dibangun flyover untuk mengatasi kemacetan parah. 

Toh, Flyover dan Laluan Madani masih lokasi tersibuk di Batam hingga kini. 

Dulu Simpang Jam selalu menyapa warga Batam saat pulang dan berangkat kerja. Walau konon jamnya sering tak akurat, namun eksistensi nama Simpang Jam itu tak lekang oleh waktu. 

Mungkin, sebutan Simpang Jam masih sah-sah saja dipakai untuk menentukan titik jemput atau penunjuk arah, Tapi ya.. move on lah wak..