Misteri Suara Penjual Dawet di Tragedi Kanjuruhan Kini Diusut Polisi

Misteri Suara Penjual Dawet di Tragedi Kanjuruhan Kini Diusut Polisi

Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. (Juni Kriswanto/AFP/Getty Images)

Jakarta - Sekitar dua hari setelah tragedi Kanjuruhan 1 Oktober, viral suara perempuan di media sosial yang menyatakan diri sebagai penjual dawet. Bakul dawet itu menyampaikan kesaksian bahwa banyak suporter mabuk, rusuh, dan menjadi korban dalam peristiwa pascatanding Arema FC vs Persebaya itu.

Meski begitu, warganet sangsi atas kebenaran cerita dari penjual dawet, bahkan sangsi atas kebenaran eksistensi penjual dawet itu sendiri. 

Dilansir dari detikJatim yang menelusuri keberadaan penjual dawet itu di Stadion Kanjuruhan, Selasa (4/10) ternyata hasilnya nihil. Penelusuran mengitar dimulai dari Tribun 13 di Stadion Kanjuruhan, tribun yang paling banyak memakan korban.

Baca juga: Dalih Polisi Gunakan Gas Air Mata Tangani Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang

Di antara Tribun 13 dan 14, dijumpai sebuah warung kopi sederhana yang berada di bawah tribun stadion. Pemiliknya seorang perempuan. Warung itu menjual beragam minuman saset dan mi instan.

Pemilik warung itu mengaku tidak tahu ada penjual dawet di Kanjuruhan. "Setahu saya tidak ada yang jualan dawet. Di sini rata-rata ya memang jual kopi," katanya.

Penelusuran kemudian berlanjut, kembali dikelilingi Stadion Kanjuruhan. Sepanjang perjalanan hingga sampai ke Tribun 3, hanya ada 3 warung yang buka. 2 warung kopi dan 1 gerai yang menjual pernak-pernik Arema. Kembali ditanyakan kepada pemilik salah satu warung kopi. Ternyata memang tak ada penjual dawet di sekitar sini.

Baca juga: Efek Fatal Menghirup Gas Air Mata, Ditembakkan Polisi di Stadion Kanjuruhan

Di dekat pintu stadion tak ada warung makanan. Hanya ada 2 toko mebel mengapit pintu 3. Pipa besi pengatur jalan penonton masuk di depan pintu 3 itu terlepas usai Tragedi Kanjuruhan.

Saat pertandingan Arema FC vs Persebaya, toko yang berada di kiri pintu tutup. Sedangkan toko lain yang di sebelah kanan pintu tetap buka.

Selanjutnya: Lalu yang dikatakan oleh 'bakul dawet' misterius itu..?

 

Yang dikatakan bakul dawet

Perempuan bakul dawet yang sulit dibuktikan keberadaannya itu bercerita, sebagaimana suara yang beredar di media sosial, bahwa para suporter Aremania pada mabuk dan menghajar polisi. Polisi itu padahal hendak menyelamatkan anak perempuan yang terjepit di pintu 3. Lantas, bakul dawet itu menyelamatkan polisi dengan memasukannya ke dalam tokonya.

"Nah si Pak Arif ini nolong (anak yang terjepit), tapi dipukuli kepalanya. Kenapa saya tahu? Karena saya selamatkan di toko saya, yang namanya Pak Arif ini. Polisi ini. Tak selamatkan. Malah saat itu dawetku iki, aku dodolan dawet, kate dikeprukne. Yo aku, 'lho, iki dawet mas, ojo, ojo, yo. Terus dideleh. Habis itu anak kecil ini sama Pak Arif ini diraupi, dicuci mukanya. Ndek tokoku, mas. Dadi terus masuk. Diuber karo bocah sing iki mau, koyok jaran kepang kalap ngono kae. Dia sembarang wong digepuki, diantemi. Terus tambah lagi, tambah lagi, karena mereka mabuk. Dan banyak yang konsumsi obat terlarang. Gitu, lho," demikian narasi yang disampaikan suara perempuan penjual dawet yang viral itu.

Perempuan itu menyebutkan bahwa anggota polisi yang dia sebut bernama Arif itu adalah seorang personel kepolisian Kota Batu. Tidak hanya nama Pak Arif, seorang polisi Batu, Perempuan yang suaranya sedang viral dan belum diketahui identitasnya itu juga menyebutkan nama lainnya. Salah satunya yang ia narasikan sebagai suporter yang meninggal, yang sempat dia tolong, yang bernama Masnawi.

"Wong suporter sakdurunge wis ngombe kabeh. Yang meninggal pun itu banyak yang berbau alkohol. Saya, yang saya tolong itu, ternyata Masnawi itu, juga pemabuk. Itu (Masnawi) temannya Wenda. Wenda itu koncoku juga," demikian narasi perempuan yang mengaku berjualan dawet itu.

Dengan artikulasi yang jelas dan rekaman yang relatif bersih dari suara mengganggu, perempuan penjual dawet itu juga bercerita menyelamatkan polwan-polwan dari buruan para suporter.

Perkembangan terbaru, Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) bakal mengusut suara penjual dawet ini

 

Polri usut 'penjual dawet'

Setelah bikin pro-kontra di media sosial, keterangan dari perempuan penjual dawet sampai ke telinga Mabes Polri. Polisi akan mengusut kebenaran penjual dawet itu.

"Ya, sedang didalami oleh tim sidik," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dimintai konfirmasi, Sabtu (8/10) kemarin.

Dedi menyebut pihaknya juga mengusut peristiwa ini dengan mengecek rekaman CCTV di pintu 3 yang disebut-sebut dalam rekaman suara viral itu. 

CCTV itu bakal dianalisa oleh Tim Labfor Polri dan penyidik. "Pintu 3 termasuk CCTV-nya yang dianalisa oleh tim Labfor, Inafis dan penyidik," katanya.

Dedi lalu menyampaikan ditemukan puluhan botol minuman yang diduga berisi minuman keras (miras) berdasarkan hasil penyisiran di area Stadion Kanjuruhan. Sementara di area tribun, lanjutnya, ditemukan botol-botol bekas minuman. Temuan itu kini dibawa ke laboratorium forensik (Labfor).

"Di area stadion, memang ditemukan barang bukti diduga miras sebanyak 46 botol. Diduga miras campuran atau biasa disebut oplosan ukuran 550 ml. Sementara di area tribun itu sendiri, ditemukan sisa-sisa botol minuman. Untuk temuan ini sedang dilakukan pemeriksaan di labfor," jelas Dedi.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews