BBM Naik, Nelayan Natuna: Operasional Meningkat, Tangkapan Sedikit

BBM Naik, Nelayan Natuna: Operasional Meningkat, Tangkapan Sedikit

Nelayan Natuna menunjukkan hasil tangkapan yang semakin minim di tengah kenaikan harga BBM. (Foto: Yanto/batamnews)

Natuna, Batamnews - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dikeluhkan hampir semua kalangan, termasuk nelayan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Hendri, Ketua Aliansi Nelayan Natuna (ANNA) mengatakan, biaya melaut akan semakin tinggi, seiring dengan kenaikan harga BBM ini.

Sementara hasil tangkapan  sudah jauh berkurang akibat semakin maraknya kapal ikan asing dan kapal cantrang di Laut Natuna. 

"Di SPBN, solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Tapi imbas kenaikan ini juga akan berpengaruh kepada kebutuhan melaut lainnya. Seperti es, ransum makan, dan alat-alat penangkapan," tutur Hendri, Jumat (9/9/2022).

Baca: Tolak Kenaikan Harga BBM, HNSI Kepri: Sampai ke Nelayan Harga Pertalite Bisa Rp 13 Ribu

Menurut Hendri, biaya operasional nelayan untuk melaut bakal meningkat mencapai 20 hingga 30 persen. 

Kondisi ini pun ibarat pil pahit yang terpaksa ditelan nelayan. Pasalnya, kenaikan BBM ternyata tak melulu mempengaruhi harga jual ikan ke pengusaha atau pengepul, akibatnya pendapatan nelayan menurun. 

"Kalau harga jual ikan, terutama ikan jenis ekspor dan ikan lokal antar pulau, belum tentu naik karena tergantung harga pasarnya," ujar Hendri.

Ditemui terpisah, nelayan Natuna bernama Zaki, mengeluhkan harga BBM yang kini tak bersahabat bagi nelayan. Apalagi katanya, tangkapan ikan harian kini mulai berkurang.

Baca: Nelayan Karimun Waswas Tak Punya Modal Melaut Pasca-BBM Naik

Zaki juga khawatir pendapatannya dari hasil melaut tak bisa menutupi biaya operasional. Terlebih, kenaikan BBM juga akan menaikan harga bahan pokok kebutuhan rumah tangga. 

"Kalau bisa untuk nelayan harga solar dikembalikan semula," harapnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews