Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa penularan cacar monyet tidak ada hubungannya dengan hewan primata monyet.

Menurut WHO, peningkatan kasus cacar monyet di Amerika Selatan, yang juga mencatat beberapa kematian, membuat penduduk setempat panik dan mulai membunuh berbagai spesies monyet, terutama di Brasil.

Juru bicara WHO, Margaret Harris, mengatakan yang penting dan perlu diketahui publik adalah bahwa epidemi itu menular antar-manusia.

Oleh karena itu, tegasnya, primata tidak bisa disalahkan atas melonjaknya kasus cacar monyet di Brasil atau negara lain.

WHO mengimbau agar tindakan pembunuhan dengan menyerang atau meracuni hewan yang meningkat signifikan di Amerika Selatan itu, segera dihentikan.

Media lokal melaporkan peningkatan serangan terhadap monyet dari berbagai spesies oleh manusia menggunakan batu atau racun di beberapa kota di Brasil.

Di sebuah cagar alam di Rio do Preto, Sao Paulo, sebanyak 10 kera diracun atau sengaja dilukai dalam waktu kurang dari seminggu, menurut laporan situs berita G1.

Tim penyelamat dan aktivis menduga monyet-monyet itu diracun dan diserang setelah tiga kasus cacar monyet dikonfirmasi di daerah itu.

Secara global, hampir 90 negara telah mencatat lebih dari 29.000 kasus dan 12 kematian akibat lonjakan global infeksi cacar monyet sejak Mei lalu, di luar negara-negara Afrika barat dan tengah di mana penyakit itu telah lama mewabah.

Sejauh ini, Brasil telah mencatat lebih dari 1.700 kasus dan satu kematian, menurut data WHO.