Tawarkan Driver Ojol Gaji Rp 10 Juta, Siapa Pemilik AirAsia?

Tawarkan Driver Ojol Gaji Rp 10 Juta, Siapa Pemilik AirAsia?

Foto: ist

Batam - Nama AirAsia belakangan menjadi perbincangan. Pasalnya mereka berani menawarkan gaji bagi para driver layanan ojek online miliknya sebesar RM3.000 (sekitar Rp 10 juta per bulan) dan berstatus sebagai karyawan tetap di Malaysia.

Para driver juga disebut akan mendapatkan keuntungan lain. Salah satunya rekening tabungan Employee Providence Fund (EPF) atau jaminan hari tua.

Selain itu juga ada Social Security Organizations (Sosco) atau jaminan kecelakaan kerja. Para driver juga dapat asuransi kesehatan, cuti tahunan hingga tunjangan perjalanan.

Informasi saja, saat ini Malaysia hanya mengizinkan operasi jasa taksi online. Pemain terbesar dalam bisnis ini adalah Grab. Adapun Gojek belum masuk ke Malaysia.

Lalu, sebenarnya siapa pemilik AirAsia yang berani menawarkan hal tersebut?

Ia adalah Anthony Francis Fernandes atau yang akrab disapa Tony Fernandes.

Fernandes merupakan CEO sekaligus pendiri dari Tune Air Sdn Bhd. Ia memperkenalkan penerbangan dengan tarif murah bagi masyarakat Malaysia dengan slogan "semua bisa naik pesawat".

Foto: REUTERS/Lai Seng Sin

Namanya dikenal sebagai tokoh yang memulihkan AirAsia, menjadi sebuah perusahaan maskapai penerbangan.

Tapi jika melihat riwayat karier Tony, akan terlihat jejak pekerjaan yang mengesankan, mulai dari perusahaan seperti Virgin Communications, Warner Music, dan klub sepak bola Inggris.

Dari pesawat ke super app

Di tangan Fernandes, AirAsia sukses menjadi maskapai berbiaya rendah yang berkembang pesat. Namun perusahaan itu sebetulnya sudah ada sejak tahun 1990-an.

Awalnya, AirAsia merupakan sebuah perusahaan milik Pemerintah Malaysia yang ketika itu maskapai tersebut terlilit utang.

Fernandes menggadaikan rumahnya untuk membeli AirAsia dari pemerintah Malaysia pada September 2001.

Dia membeli dua jet Boeing 737 yang sudah tua, mempekerjakan 200 karyawan dan bersedia melunasi utang maskapai yang mencapai US$11 juta.

Namun, kurang dari dua tahun kemudian, pria kelahiran April 1964 itu berhasil membuat AirAsia melejit, bahkan dengan lingkungan perjalanan yang menantang saat itu.

Kini Fernandes berambisi menjadikan AirAsia sebagai perusahaan penyedia super app. Sebagai bagian dari ekspansi itu, perusahaan induk seluruh bisnis AirAsia berubah nama menjadi Capital A.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews