Darwin Nunez: Dulu Kelaparan, Kini Calon Pemain Termahal Liverpool

Darwin Nunez: Dulu Kelaparan, Kini Calon Pemain Termahal Liverpool

Darwin Nunez kecil kerap kelaparan. (Foto: DeFodi Images via Getty Images/DeFodi Images)

Batam  - Darwin Nunez di ambang kepindahan ke Liverpool. Meski baru 22 tahun, penyerang Benfica itu sudah melalui perjalanan hidup yang panjang dari kemiskinan.

Nunez selangkah lagi berseragam Liverpool. Benfica mengumumkan telah bersepakat dengan klub Merseyside tersebut senilai 85,3 juta paun.

Liverpool akan membayar 64 juta paun terlebih dulu, dengan sisanya setelah sejumlah klausul terpenuhi. 12,8 juta paun dibayarkan setelah Nunez mencapai 60 penampilan dan 8,5 juta paun bergantung pada prestasi tim.

Jika transfer ini tuntas, Nunez akan langsung menjadi pemain termahal kedua dalam sejarah Liverpool di belakang Virgil van Dijk. Posisinya kemudian akan naik menjadi rekrutan termahal jika klausul-klausul tadi terpenuhi.

Banderol itu menjadi bukti bahwa meski baru 22 tahun, Darwin Nunez sudah melalui banyak hal. Ia berangkat dari masa kecil yang penuh perjuangan, di mana keluarganya kesulitan hanya untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Ya, saya tidur kesepian dalam keadaan perut kosong. Tapi yang paling sering tidur dalam kondisi lapar adalah ibu. Dia memastikan kakak saya dan saya makan dulu," ujarnya seperti dilansir Marca.

"Ibu terbiasa tidur tanpa ikut kami makan. Saya tak akan pernah lupa asal saya," imbuhnya.

Harapan untuk Nunez dan keluarganya hadir ketika Penarol merekrutnya sebagai seorang remaja. Tapi malang tak bisa ditolak, di usia 16 tahun Nunez mengalami cedera parah saat otot cruciate ligament-nya putus.

Pemain kelahiran Artigas itu mesti menepi 1,5 tahun. Namun seiring kesulitan, datang pula kemudahan. Pelatih Penarol Leo Ramos memberikan kesempatan dan ia mendapatkan debutnya bersama tim utama setelah pulih.

Meski demikian, Marca menyebut saat itu Nunez belum benar-benar bebas dari rasa sakit dan kemudian menjalani operasi kedua. Dari sana ia kemudian menempuh jalan kebangkitan, bahkan sampai berkonsultasi dengan psikolog.

Saat kesempatan hijrah ke Eropa hadir, Nunez tak melewatkannya. Almeria menjadi klub Eropa pertamanya, lalu Benfica langsung merekrutnya setelah semusim dan hanya dalam dua musim, gantian Liverpool meminatinya.

"Saya tak akan lupa asal saya, sebuah keluarga yang sederhana, pekerja keras," ungkapnya beberapa tahun lalu.

"Ayah saya bekerja delapan atau sembilan jam di proyek konstruksi untuk membelikan kami kebutuhan hidup dan makan. Ibu saya ibu rumah tangga dan akan pergi ke jalanan untuk memunguti botol yang bisa dijual," kata Nunez.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews