Sudah Vaksin Booster Tapi Positif Covid? Ini Kata Ahli

Sudah Vaksin Booster Tapi Positif Covid? Ini Kata Ahli

ilustrasi

Jakarta - Pemerintah terus gencar melakukan program vaksinasi termasuk booster guna menekan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Namun, cara tersebut rupanya belum ampuh 100% dalam menangkal virus.

Pasalnya, terdapat kasus bagi mereka yang telah menjalani booster akan tetapi tetap tertular virus. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 efektif dalam mencegah infeksi, penyakit serius dan kematian.

Meski begitu, vaksin tidak 100% efektif dalam mencegah penularan. Sehingga, ada kemungkinan bagi mereka yang telah divaksinasi namun masih tetap bisa terkena Covid-19.

"Kebanyakan orang terkena Covid-19 tidak divaksinasi. Namun karena vaksin tidak 100% efektif mencegah infeksi, beberapa orang yang telah divaksinasi lengkap tetap akan terkena Covid-19," tulis CDC dalam situs resminya, dikutip Minggu (10/4/2022).

Hal yang sama juga diutarakan oleh Ahli Virologi Fakultas Kedokteran Universitas Warwick Inggris, Professor Lawrence Young yang menilai bahwa tidak ada vaksin 100% yang efektif. Menurut dia masih akan ada masyarakat yang rentan terhadap virus.

"Akan selalu ada proporsi individu yang rentan terhadap infeksi dan penyakit," ujarnya.

Seperti diketahui, program vaksinasi booster sudah dilakukan di sejumlah negara termasuk Indonesia sejak beberapa waktu terakhir. Adapun khusus untuk penerima vaksin primer Sinovac, WHO mendorong penerimanya untuk menerima dosis ketiga.

Menurut WHO booster dapat melindungi tubuh dari virus Covid-19. Sebab ditemukan adanya penurunan kekebalan dari vaksin jenis inactivated yang digunakan.

Rekomendasi tersebut dirilis setelah Strategic Advisory Group Experts (SAGE) untuk imunisasi melakukan pertemuan beberapa waktu lalu. Khususnya untuk mengevaluasi kebutuhan vaksin booster.

Adapun vaksin jenis inactivated menggunakan cara dengan mengambil virus SARS-CoV-2 dan membunuhnya dengan bahan kimia, panas atau radiasi. Cara tersebut merupakan salah satu yang populer digunakan dalam pembuatan vaksin dalam dunia kesehatan.

WHO memang tak menyebutkan nama vaksin dalam laporan tersebut. Akan tetapi sejauh ini hanya ada dua jenis vaksin inactivated yang mengantongi emergency use listing (EUL) dari WHO, yakni Sinovac Coronavac dan Sinopharm dengan nama BBIBP-COrV.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews