Ini Kronologi Desahan "Mesum" di Pesawat Lion Air yang Bikin Penumpang Tegang

Ini Kronologi Desahan "Mesum" di Pesawat Lion Air yang Bikin Penumpang Tegang

ilustrasi penumpang di pesawat. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Para penumpang Lion Air JT 990 dari Surabaya tujuan Denpasar  kaget saat pilot yang menerbangan pesawat menawarkan pramugari untuk penumpang. Penumpang makin kaget setelah terdengar suara desahan "mesum" saat take off. Sepanjang penerbangan, mereka pun tegang.

Begini kronologinya. Lambertus Maengkom, seorang penumpang bercerita rangkaian peristiwa tersebut. Berawal dari pesawat yang delay, pernyataan soal janda, penerbangan dengan suara desahan, sampai peristiwa saat mendarat dan cerita di bandara Ngurah Rai Bali. Para penumpang, kata Lambertus, sangat khawatir dengan keselamatan karena pria di dalam kokpit terkesan main-main saat penerbangan.

Berikut cerita insiden tersebut seperti dibeberkan pria asal Bali tersebut:

14 November 2015

Pukul 17.00 WIB

Lambertus tiba di Bandara Juanda Surabaya. Dia hendak terbang ke Denpasar menggunakan pesawat Lion Air JT 990. Di jadwal, dia harusnya terbang sekitar pukul 19.15 WIB.

Pukul 19.30 WIB

Menurut Lambertus, pesawat belum berangkat, padahal seharusnya dijadwalkan pukul 19.15 WIB. Tidak ada pengumuman delay. Para penumpang yang sudah menunggu sejak 40 menit sebelumnya di gate bandara tak mendapat pemberitahuan. Mereka akhirnya protes ke kantor perwakilan Lion Air di bandara. Sempat terjadi kericuhan.

Pukul 21.15 WIB

Pesawat akhirnya berangkat setelah delay lebih dari dua jam. Para penumpang mengantre bergantian masuk ke dalam pesawat. Nah, saat antrean tersebut, terdengar suara dari kokpit pesawat lewat speaker. Suara tersebut membuat para penumpang kaget.

"Pramugari kami ini ditinggal suaminya, gagal dalam pernikahan pertama. Janda cantik, berhidung pesek," demikian suara tersebut seperti ditirukan oleh Lambertus. Menurut Lambertus, itu diucapkan berulang-ulang, terutama kata janda.

Para penumpang sempat kebingungan. Mereka saling melihat satu sama lain dan terkesan panik. Namun tak bisa berbuat apa-apa.

Saat take off, lampu kabin dimatikan. Lambertus sempat melihat ada gerak-gerik orang namun tak jelas siapa. Tak lama kemudian, ada suara-suara aneh kembali terdengar di pengeras suara pesawat. Suaranya seperti desahan. Terdengar juga suara seperti memanggil seseorang.

"Susah digambarkan (suaranya). Yang pasti desahan," kata Lambertus sambil mengatakan suara itu muncul beberapa kali. Penumpang di pesawat semakin ketakutan.

Pukul 22.00 WIB

Pesawat tiba di Bandara Ngurah Rai Bali. Seperti biasa, pramugari mengumumkan ketibaan di bandara dan para penumpang yang hendak transit agar menghubungi kru darat Lion Air. Nah, di tengah pengumuman ini ada lagi suara dari kokpit pesawat.

"Transit kemane?" ucap suara di kokpit pesawat tersebut.

Saat itu, pesawat dalam kondisi masih berjalan menuju area pemberhentian. Saat sabuk pengaman dilepaskan, pramugari menyampaikan pengumuman lagi yang menyatakan selamat datang di Bandara Ngurah Rai dan selamat malam. Namun muncul lagi celetukan dari kokpit pesawat.

"Krunya nge-rock!" ucap seorang pria di kokpit setengah berteriak seperti ditirukan Lambertus.

Setelah itu, lampu kembali dinyalakan. Para penumpang gelisah. Mereka sibuk berdiskusi dan bertanya-tanya, ada masalah apa dengan pilot tersebut. Sebagian ada yang emosi dan mau menyampaikan keberatan. Alasannya, penerbangan mereka dikemudikan oleh pilot yang seperti main-main.

Sebagian penumpang ada yang ingin menemui si pilot. Namun tak berhasil. Sempat muncul juga insiden gedor-gedoran pintu pilot. Di tengah kericuhan itu, pilot sempat keluar dan dia malah tertawa. Upaya Lambertus untuk menemui pilot tersebut juga tak berhasil. Mereka dihalangi oleh petugas Lion Air.

15 November 2015

Lambertus akhirnya membuat pengaduan online ke Kementerian Perhubungan. Setelah itu, aduannya beredar dan membuat kehebohan. Ada tiga hal yang dipersoalkan oleh pria asal Bali tersebut. Di antaranya proses take off dan landing yang seharusnya jadi momen krusial saat penerbangan malah dijadikan candaan oleh pilot. Dia juga meminta pilot atau kopilot meminta maaf. Dengan demikian, rasa aman dan percaya dari penumpang bisa kembali muncul.
 
(ind/bbs/dtc)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews