Batam, Batamnews - Kekhawatiran akan pandemi Covid-19 menang sepenuhnya belum habis. Namun ada penyakit lain yang perlu juga dikhawatirkan, yakni demam berdarah dengue atau DBD.

Hal itulah yang dirasakan tokoh muda masyarakat Kampung Tua Batu Merah, RT08/RW02, Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Andi Muchsin.

Menapak di Batu Merah sejak tahun 80an silam, membuatnya tau seluk beluk wilayahnya dan apa yang menjadi kekhawatiran masyarakat tempatan.

Inisiatif fogging guna mencegah peredaran nyamuk bukan tanpa alasan. Andi menceritakan bahwasanya DBD pernah merenggut nyawa salah satu anak di tempatnya itu.

Sebelumnya, di wilayah Batu Merah sudah cukup lama tak dilakukan fogging. Terakhir saja fogging dilakukan sekitar tahun 2019.

"Dulu, jaman Covid-19 di tahun 2021, ada kejadian DBD yang menyebabkan satu anak meninggal dunia. Dan itu positif karena DBD, bukan karena terinfeksi Covid-19," kata dia, saat ditemui usai melakukan fogging bersama masyarakat, Minggu (27/3/2022) sore.

Ia takut kejadian serupa terjadi. Kerisauan itu kian mendalam, mengingat sang buah hatinya tercinta yang masih balita.

"Saya berfikir gini, kalau sempat itu terjadi ke keluarga saya atau bahkan anak saya, gimana? Saya tak mau itu terjadi lagi. Makanya upaya pencegahan ini saya lakukan," ujar Andi.

Di sisi lain, kondisi cuaca yang tak menentu juga menjadi pemicu penyebaran nyamuk. Terlebih kawasan Batu Merah merupakan salah satu daerah padat penduduk di Batam.

Ternyata, fogging dilakukan bukan lewat pendanaan perangkat RT/RW atau patungan dari warga sekitar, melainkan dari uang pribadi Andi sendiri.

"Saya tak mempermasalahkan itu. Kalau warga mau bantu, ya, silahkan. Kalau pun tidak, ya, biar saya sendiri saja. Tapi saya cukup berterimakasih dengan warga karena ikut membantu dalam hal tenaga pada hari ini," ujar Andi.