Pro Kontra 'Rendang Goes to Europe'

Pro Kontra

Fakta Rendang Goes to Europe Foto: iStock

Jakarta, Batamnews - Rendang akan diperkenalkan ke Eropa dengan membuka pabrik di Bulgaria. 'Rendang Goes to Europe' diluncurkan Jum'at (25/3/2022) di Bali. Berikut ini sejumlah fakta termasuk pro dan kontra.

 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meresmikan proyek 'Rendang Goes to Europe' pada Jumat (25/3/2022) di Bali. Proyek ini merupakan inisiasi dari Duta Besar RI untuk Bulgaria, Makedonia Utara, dan Albania, Iwan Bogananta.

Baca juga: Ibu-ibu di Sumbar Kirim Rendang 1 Ton untuk Korban Gunung Semeru

Dalam proyek ini, rendang akan diperkenalkan di Eropa dengan membuka pabrik rendang di Bulgarian di bawah perusahaan Bella Bulgaria. Rendang yang diproduksi di pabrik tersebut akan dipasarkan di negara-negara Eropa hingga Timur Tengah.

Peluncuran 'Rendang Goes to Europe' ini didukung banyak pihak tetapi ada sebagian yang kurang setuju. Terutama masyarakat Minang, Sumatera Barat yang kecewa lantaran peluncuran proyek ini tidak dilakukan di Sumatera Barat, melainkan di Bali.

Berikut ini beberapa fakta 'Rendang Goes to Europe' yang menuai pro dan kontra:

1. Bagian dari 'Indonesia Spice up The World'

Proyek 'Rendang Goes to Europe' merupakan bagian dari Indonesian Spice up The World (ISUTW) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2021. ISUTW sendiri merupakan gerakan nasional yang bertujuan meningkatkan nilai ekonomi pada sektor pariwisata, perdagangan dan investasi melalui industri gastronomi.

ISUTW merupakan program bersama lintas kementerian/lembaga untuk mendukung peningkatan kontribusi dan nilai tambah sub sektor kuliner bagi perekonomian nasional. Program ini memiliki target peningkatan jumlah ekspor bumbu/rempah sebesar USD 2 miliar dan 4.000 restoran Indonesia di mancanegara pada 2024.

'Rendang Goes to Europe' merupakan salah satu kegiatan dalam program besar Indonesia Spice Up The World'. Tak hanya melulu berupa rempah-rempah saja tetapi juga rempah dalam bentuk bumbu rendang dan bumbu masakan tradisional lainnya.

2. Pakar Kuliner William Wongso sebagai konsultan ahli

Dalam proyek 'Rendang Goes to Europe', Bell Bulgaria mengajak pakar kuliner William Wongso. Nantinya William Wongso akan membantu merancang teknis produksi rendang.

Baca juga: Katy Perry Terbatuk-batuk saat Cicipi Rendang dan Pulut Kuning

William Wongso mengatakan bahwa proses produksi dilakukan di Bulgaria, tetapi bahan baku beserta bumbunya akan didatangkan langsung dari Indonesia. Untuk proses pembuatannya akan sedikit berbeda.

Lantaran akan diproduksi dalam jumlah yang banyak maka proses produksi akan menggunakan mesin. Meskipun begitu, rasa dan kualitasnya akan diusahakan sama seperti buatan tangan.

Selain itu, William Wongso menegaskan bahwa rendang yang akan diproduksi dan dipasarkan di Eropa juga harus memiliki sertifikat halal.

 

3. Tuai Pro dan Kontra

Semakin mendunianya rendang tentu membuat masyarakat Indonesia merasa bangga. Namun, di samping itu ada pula masyarakat yang merasa kecewa, khususnya masyarakat Minang.

Kekecewaan itu lantaran masyarakat Minang tidak ikut digandeng untuk bekerjasama. Mengingat rendang merupakan kuliner masyarakat Minang dan sudah menjadi bagian dan tradisi.

Seperti yang disampaikan oleh Reno Andam Suri, seorang praktisi kuliner Minang, sekaligus penulis buku 'The Story of Rendang'.

"Pagi ini aku terima DM (Direct Message) tentang launching Rendang Goes to Europe di Bali. Sore ini saat mulai tenang, melihat bagaimana acara ini melukai hati teman-teman komunitas Perendang Minang. Para UMKM yang juga berjuang untuk besarnya Rendang. Ya sudahlah kemarin ada berita berdiri pabrik rendang di Bulgaria," tulisnya di Instagram.

Namun terlepas dari kekecewaan tersebut, Reno Andam Suri mengaku bangga dengan adanya proyek 'Rendang Goes to Europe' karena rendang bisa semakin mendunia.

4. Mengapa diluncurkan di Bali?

Fakta Rendang Goes to EuropeFakta Rendang Goes to Europe diluncurkan di Bali lantaran Bali merupakan ikon pariwisata yang populer di IndonesiaFoto: iStock

Menparekfraf Sandiaga Uno pun menanggapi kekecewaan masyarakat Minang karena lokasi peluncuran 'Rendang Goes to Europe" di Bali bukan di Sumatera Barat. Hal tersebut disampaikan melalui akun Instagram @kemenparekraf.ri dan @sandiagauno.

Menurut Sandiaga Uno, Bali merupakan simbol pariwisata yang paling populer di Indonesia. Selain itu, Bali juga merupakan tempat utama berlangsungnya rangkaian acara G20 hingga bulan November 2022 nanti.

"Sementara, simbol brand kreatif yang dikenal dunia adalah rendang. Ini yang kemudian kita gabungkan dan mendapat antuasiasme dari masyarakat dunia," ujar Sandiaga Uno.

Lebih lanjut, Sandiaga Uno juga mengatakan bahwa para perwakilan dunia yang hadir dalam pertemuan di Bali menarik perhatian tinggi. Tingginya antusiasme itu diharapkan bisa memberi target USD 2 miliar di tahun 2024 segera tercapai.

5. Melibatkan UMKM Indonesia

Karena bahan baku beserta bumbu didatangkan langsung dari Indonesia, maka proyek 'Rendang Goes to Europa' akan melibatkan para UMKM di Indonesia.

"Bumbu itu di sana ada, tapi rasanya berbeda dengan bumbu Indonesia, dan harganya lebih mahal. Jadi kita sudah olah di Indonesia sebagai bumbu rendang siap olah. Santan juga begitu," ujar William Wongso.

Menurut Sandiaga Uno 'Rendang Goes to Europe' ini bisa melibatkan rantai pasok sebanyak-banyaknya dari hasil bumi Sumatera Barat. Mulai dari bumbu, pengemasan, santan dan racikan.

"Semuanya bisa memberi peluang usaha dan kebangkitan ekonomi dari Sumbar," ujar Sandiaga Uno.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews